Jumat, 24 September 2010

LDKI Oh LDKI

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, akhirnya bisa lagi mengisi ruang-ruang kosong di kamarku ini setelah satu mingguan mulai berjibaku lagi dengan ulangan tugas dan PR.

ingin berbagi kisah tentang LDKI tahun ini. LDKI, Lathihan Dasar Kepemimpian Islam memasuki tahun ketiga saya setia dengannya.
di tahun pertama saya di SMA, LDKI terasa begitu melelahkan. apa pasal? saya pikir naik gunung membutuhkan bekal yang sangat banyak, akhirnya sebuah tas ransel besar dan berat setia berada di pundak saya selama kurang lebih 17 jam, naik turun 3 gunung Cisadon. lelah, sangat lelah.
Di tahun kedua saya di SMA, saya ogah untuk lagi berlelah-lelah mendaki gunung cisadon, selama berbelas-belas jam. Capek, banyak pacet, pegel-pegel…. Saat itu, hanya itu yang ada di benakku, kala kawan-kawan yang lain menawarkan saya untuk daftar LDKI.
Tapi rindu tetaplah rindu…. Rindu wangi gunung cisadon, rindu bekam alami nan gratisan yang diberikan oleh pacet-pacet hutan. “Baik, rindu tetaplah rindu!” gumam saya, sebelum saya minta izin kepada Ayh dan Bunda untuk ikut LDKI. Awalnya, saya khawatir tidak diberi izin. Saya khawatir ibu saya berpikiran, “Untuk apa sih, nuansa masih lebaran gini,kok malah naik gunung!” tapi Alhamdulillah, ridha dari ayah dan bunda begitu cepat kudapatkan. Tak banyak diintrogasi, hanya ditanya, “Mau ke mana? Dengan siapa? Ada uang?” hehehehe…
LDKI kali kedua, terasa lebih ringan, tas yang saya bawa cukup tas selempang kecil yang padat dengan obat, makanan, minuman, dan sapu tangan. Rok yang saya gunakan juga lebih lebar dari tahun lalu, warna pakaian, tetap gelap-gelap :D. sedikit lebih PD, mengingat, satu tahun lalu saya pernah menaklukan cisadon dan pacet-pacet hutan yang datang tak dijemput pulang tak diantar itu! Selain itu juga, lebih PD karena tugasku bertambah, bukan hanya menjaga diri sendiri saja, tapi juga adik-adik tercinta.
LDKI kali kedua terasa lebih tenang, tak banyak teriakan “aaaaaaaaaaawwwwwwwwwww paceeeeeeeettttttttttttttt……….” Tapi LDKI tahun ini, menelan satu kawan yang pingsan tepat di belakang saya. Entah apa yang dia pikirkan, kok mau ya pingsan di tanah yang miring? tapi saya paham kok, orang pingsan mana sempat cari ladang tanah lebar nan empuk apalagi di tengah hutan seperti itu.
sayangnya, LDKI kali keduaku ini, kurang bisa tepat untuk, baik untuk sampai ketempat peristirahatan pertama, ataupun tempat untuk shalat dzuhur ashar. Yang biasanya di tempat shalat(rumah RT di sana) kami sudah sampai sekitar pukul 12, tahun ini pukul 14-15 kami baru tiba di tempat itu. Walhasil, kami jadi terlambat untuk sampai di mega mendung, tempat kami naik angkot untuk kembali ke SMAVO. Daaan.. jeng jeng jeeeeeeeng.. saya baru sampai rumah sekitar pukul 23-00.

Lalu bagaimana nasib saya dan kawan-kawan di LDKI tahun ini……….????