Jumat, 25 Februari 2011

Aku, Bukan Karenamu

Bismillahirrahmanirrahim

dilarang aku berucap, aku butuh dia
tanpa dia sulit aku tersenyum, apalagi menangis
aku dilarang berucap, aku butuh dia
tempat menyimpan segenap kepercayaan pada jemari dan telapak tangannya
tempat menyimpan segenap kelelahan dan kesedihan pada pundaknya
tempat menyimpan segala kelumit dunia mengelukan bahasa lisan
tempat menyimpan segenap amanah, pada hati dan pikirannya
aku dilarang berucap,
kita adalah sahabat
kau butuh aku
dan aku pun butuh dirimu
aku dilarang berucap untuk itu
aku dilarang berucap apapun makna kebahagiaan, kesedihaan, ketakutan, keterkejutan
ya, aku dilarang keras untuk itu..
karena baik aku dan dirimu, wahai sahabat
hanyalah manusia biasa, yang terkadang lupa lalu tersalah.
aku dilarang keras untuk, karena aku tahu kau melarang keras untuk itu
karena kita saling mencintai, karena Dzat yang tak ada larangan untuk kita melakukan ini, dan itu kepada-Nya
Selasa, 22 Februari 2011

Aku yang Terhina


Bismillahirrahmanirrahim

Hidup ini, bagai sebuah roda bukan? berputar dan terus berputar. hingga pemiliknya lelah, dan ingin berhenti.
hidup manusia yang terkadang di atas, berada dalam kesenangan, kelapangan, kesejahteraan, yang suatu saat berubah menjadi kebimbangan, kegalauan, kegelisahan, ataupun keterpurukan, keterhinaan dan keterkoyakkan.
bicara hidup, bicara soal iman. iman yang tak dapat dijual ataupun dibeli. iman yang tak dapat diwariskan dari seorang ayah ataupun ibu, iman yang tak dapat diambil dari hati manusia lain. iman, iman yang hanya dapat dicari dengan segala kegelisahan, dengan segala kesungguhan, dengan segala keyakinan, juga dengan segala keikhlasan.
iman, iman yang tak dapat disimpan di dalam dada, ataupun dikunci rapat-rapat tanpa jiddiyah dan perbuatan.
iman bertabur di bumi, bak bebintang di langit sana. namun iman berbeda, iman hanya butuh hati, untuk digapai, tak butuhkan pesawat ruang angkasa ataupun semacamnya.
iman bak bebunga di taman. namun iman berbeda, sekalipun iman berada di dekat tangan kanan atau kiri tak kan mampu satupun menggapainya, tanpa hati. ya, tanpa sesuatu yang ada di dalam hati.
iman adalah keyakinan, iman adalah kerinduan, iman adalah keikhlasan, iman adalah tangisan, iman adalah kesungguh-sungguhan, iman adalah cinta....

Aku bersyukur atas kegelisahanku, dulu..
aku bersyukur atas galaunya hatiku, dulu..
aku bersyukur atas kesendirianku, dulu..

saat aku bertanya-tanya, ada apa dengan diriku?
saat aku mengeluh, mengapa tak ada yang mampu menjadi penawar dari segala kebimbangan?
saat aku ingin marah, tak ada satupun yang mampu mengertikan aku.
saat aku terdiam, lalu dengan penuh kebingungan, aku bertanya...
Aku ini butuh apa? butuh siapa?

aku menangis sejadi-jadinya, enyah sahabat bagiku!
enyah ruang curhat bagiku!

aku menangis, mengadu kepada-Nya..
tidakkah aku terasadar dari segala khilafku selama ini?
aku meminta pada siapa?
lalu yang memberi siapa, namun aku berterimakasih pada siapa?
aku berdo'a kepada siapa? teramat hambar tiada cinta..
aku bercerita riang kepada siapa?
membagi segala bahagia kepada siapa?

namun aku MERAJUK pada siapa? MARAH, pada siapa? TIDAK BERSUKUR pada siapa? MENANGIS pada siapa? BERTANYA-TANYA pada siapa?

hari itu, Kau biarkan aku terus mengadu pada-Mu Allah, betapa aku merasa menjadi manusia yang kufur lagi terhina akibat diri sendiri..
betapa sesungguhnya Engkau Maha dekat, Allah..
betapa Engkau Allah. Arrahman, Arrahiim.. Engkau hanya meminta kami untuk bersyukur, sebagai tanda terimakasih kami kepada-Mu..
betapa Engkau yaa Allah.. begitu mencintai kami..
Kau tegur kami dengan cara-Mu yang tidak menyakiti, Kau tegur kami dengan keras namun penuh cinta, Kau tegur kami, dengan cara yang amat indah..

duhai Allah..
kusadari kini, hidayah-Mu tertebar di seluruh alam semesta,
namun baru kusadari juga kini, hidayah hanya dapat disambut oleh dia, yang YAKIN dan IKHLAS, kepada-MU...

tetapkan kami, sebagai penerimah hidayah-Mu, Allah..


"dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat..."
(al-Baqarah:186)

ba'da kawan curhat, jadi kembali ingat, dahulu aku amat terhina.
sebelum aku paham, apa itu hidayah.
TO diknas 2011. besok biologi.. semoga, dapat ruhul jadid :)
Senin, 21 Februari 2011

Jika Segalanya Adalah Allah


Bismillahirrahmanirrahim

Siapa yang tidak bahagia, Allah anugerahi sahabat yang senantiasa mengingatkan kita pada dosa-dosa kita, membuat kita menyesal telah bermaksiat, malu rasanya. rendah di hadapannya, apalagi di hadapan Allah.. sahabat yang senantiasa mengingatkan saya pada cinta yang 1, yang kekal abadi. Allah, azza wa jalla.


salah satu kisahnya yang melekat pada hati dan pikiranku...

ada seorang wanita, yang sudah menikah cukup lama dengan seorang lelaki.
wanita ini, adalah wanita yang shalihah, pekerja keras, rela berkorban untuk siapa saja, yang ia cintai.
dari pagi hingga sore hari, si wanita berada di luar rumah, untuk mencari nafkah, demi memenuhi kebutuhan suami dan dirinya. ternyata suaminya adalah seorang yang pengangguran.
begitu setiap hari, bertahun-tahun, si istri bekerja dari pagi hingga sore hari, sepulang kerja menyiapkan makanan untuk suami, dengan segenap rasa keberbaktian kepada suami dan penghormatan yang tinggi. ia berikan seluruh jiwa dan raganya, bahkan hartanya, lelahnya, waktunya, kesehatannya, untuk sang suami. untuk berbakti kepada laki-laki yang pada telapak kakinya itulah letak surganya.
suatu hari, saat sang istri telah melangkahkan kaki menjauh dari rumahnya untuk berangkat kerja, ia teringat ada sesuatu yang tertinggal di rumah.
dengan lekas, ia memutar arah kakinya kembali ke rumah.
tahukah, sahabat? apa yang ia lihat di depan rumahnya?
sesuatu yang membuat hatinya bergemuruh. lehernya tercekak, mulutnya ternganga, linangan air matanya tertahan di kedua bola matanya, kaki yang bergemetar, diri yang terpaku kaku tak mampu bergerak, saat ia lihat di depan rumahnya, ada sepasang sandal wanita! padahal ia yakin bahwa di rumah itu seharusnya hanya ada suaminya saja. hanya ada suaminya, yang selama ini ia baktikan dirinya kepadanya.


maka sekarang yang jadi pertanyaan, apa yang akan sahabat lakukan, jika sahabat berada di posisi wanita itu?

akan cukup dengan menangis saja? atau melampiaskan segenap amarah? minta cerai? atau membunuh sang suami yang sudah mengkhianatinya? atau, lebih kejam lagi.. pasti banyak pilihan yang bisa dilakukan..


namun sekarang saya balik, bagaimana.. saat yang menjadi WANITA itu adalah ALLAH, dan yang menjadi SUAMI pengkhianat itu adalah KITA?!?!
betapa Allah sudah mencurahkan segenap rizkinya kepada kita, kebarakahan hidup, kelapangan, nikmat sehat, Allah beri kita ilmu, Allah beri kita nikmat untuk bisa tetap hidup, dengan tiada cacat satupun pada anggota tubuh kita, Allah muliakan kita ketimbang makhluk ciptaan-Nya yang lain, Allah janjikan tiada akan pernah memberikan kita ujian di luar kesanggupan kita.. Allah, Allah yang menganugerahi kita kedua orang tua yang lengkap, dengan cinta dan kasih sayang..
selama belasan, bahkan puluhan tahun kita hidup di dunia ini..


namun dengan mudahnya, kita lupakan Allah
dengan angkuhnya, kita enggan untuk bersyukur
dengan bodohnya, kita anggap uang yang kita dapat adalah dari orang tua kita, kita sekolah untuk mendapatkan universitas terbaik, kita kuliah untuk mendapatkan pekerjaan, kita bekerja untuk mapan agar mendapatkan jodoh yang mapan juga..
lalu, YANG MANA YANG UNTUK ALLAH????
bahkan shaum kita, kita niatkan untuk sehat,
shalat kita, kita niatkan untuk menggugurkan kewajiban..
maka kapan, KITA DAHULUKAN ALLAH, DI ATAS KEBUTUHAN KITA, DI ATAS SEGALA-GALANYA...???

La ilaha illa anta, Ya Allah.... Subhanaka inni kuntu minadzholimin..

Bukan Hanya Milikku


Bismillahirrahmanirrahim

Bagiku hidup ibundaku...

belakangan ini, setelah bunda sering mengisi pengajian di beberapa majlis ta'lim di dekat rumah, saya jadi merasa. bahwa bunda bukan hanya milik saya. bukan hanya milik kakak dan adik-adik saya saja.
tapi bunda juga milik ibu-ibu di kampung ini, milik ibu-ibu di kampung sebelah juga, bunda juga milik ibu-ibu pemilik anak di PAUD, bunda milik ummat....
adakah ucapan ini berlebihan? tapi ini sungguh yang saya rasa.
Do'a saya untuk bunda, bertambah sekian kalimat. saya memohon kepada Allah, agar kiranya Allah mengizinkan bunda untuk menebar manfaat sebanyak-banyak dahulu, memperkaya diri dengan ilmu, amal dan harta, sungguh Allah, saya belum mampu untuk mengambil alih kebermanfaatannya, belum mampu untuk menjadi sesuper ibu saya itu.
tapi kami adalah milik-Mu Allah, Kau yang menghadirkan kami di sini, Kau pula yang berhak memanggil setiap kami untuk pulang.. kapanpun Kau mau.. do'aku semoga, Kau anugerahi kami husnul khatimah, surga dan perjumpaan dengan-Mu..
aamiin, aamiin, aamiin yaa Mujiibassailin..

feb, 15th '11
saat cinta ini, akan terus kuutarakan sampai ke surga
cybermoslem
really love you mom, because Allah.