Kamis, 29 November 2012

On Process


Bismillahirrahmanirrahim

Waktunya kurang dari 2 bulan. Kata payah yang akan keluar dari mulut saya sendiri mungkin, "Gila!" tapi lebih dari itu, saya memilih untuk banyak bahkan terus beristighfar. Dhaif, lemah sekali. Dengan dunia saja kalah, bagaimana dengan urusan dengan akhirat nanti?

Ya, waktunya kurang dari 2 bulan. Siapa yang bertanggung jawab? Saya, diri saya sendiri. mau menuntut siapapun, tak akan bisa. Sebab, ini pilihan diri.

Kawan, kita memang tidak akan pernah tahu apakah perkara ini baik, atau buruk untuk kita sampai benar-benar hal itu terjadi. Tapi, bukankah Allah telah menyediakan istikharah sebagai ikhtiar pencarian ridha-Nya? Allah sediakan tenaga dan pikiran kita, untuk kita berusaha. Dia tak akan pernah ingkar dengan janji-Nya untuk mengubah suatu kaum, jika kaum itu benar-benar ingin berubah.

Ribuan kali saya meyakini, dan ribuan kali juga saya terlupa-melupakan. Demi Allah, Allah telah menyediakan "maaf dan ampunan," untuk menenangkan hati, sekaligus meringankan beban kita. Pejamkan mata, istighfar panjang dan dalam-dalam untuk segala khilaf dan kesalahan kemarin dan dahulu. Astaghfirullahal'adzhiim.. min kulli dzanbil'adzhiim (Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung, atas segala dosa besar….)

Pertama kali saya belajar membaca al-ma'tsurat ya saat SMP itu. namun belakangan (di akhir SMA) baru saya sadari indahnya do'a-do'a di dalam al-ma'tsurat. Bismillahi masya Allah. terlalu sayang untuk dibaca begitu saja, tanpa penghayataan walau hanya pada beberapa bagian saja, walau hanya 1-5 detik penghayatan saja. Contohnya do'a ini,

Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta, khalaqtani wa ana 'abduka wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika ma-statha'tu, a'udzu bika min syarri ma shana'tu, abu`u laka bini'matika 'alayya wa abu`u bidzanbi faghfirli fa innahu la yaghfirudz dzunuba illa anta.

Ya Allah, Engkau-lah Tuhanku, tiada tuhan selain engkau yang telah menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu dan aku berada di atas sumpahku dan janjiku pada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang aku lakukan. Aku mengakui atas nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku mengakui dosa (yang aku perbuat). Maka, maafkanlah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau. (HR Muslim)

Indah tidak? Belum terasa? Baca lagi! Indah? belum juga? Baca sekali lagi, lebih pelan lagi…. Resapi. Betapa romantisnya kita dengan Allah. Kita menyadari sepenuhnya, kita hamba Allah, kita berusaha sepenuhnya untuk menepati janji kita terhadap Allah, kita menyadari segala khilaf, menyadari segala salah, menyadari segala keburukan diri namun…. Kita masih berharap untuk terus berada dalam lindungan dan naungan-Nya, maka… Maafkanlah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau.

Rabbana, yassir lanaa, umuurana.. wa laa tu`assir.... 
Allah, peluk kami dengan erat.


Minggu, 25 November 2012

Aku Dan Mesirku

Bismillahirrahmanirrahim

Semua bermula pada, Juli 2011.
dan mereka yang melengkapi kebahagiaan hidupku di sini ^ ^





Dilengkapi dengan kehadirannya si shalih, Fatih Abdurrahman Dipanagara, ya Rabb.. bahagia betul... Alhamdulillah...




dan sampai pada takdir-Nya, kehadiran Ayah dan Bunda di bumi kinanah ini, sungguh hadiah terindah yang Allah berikan kepadaku pada masa keberadaanku, di sini.

sampai kapankah, kiranya perjalananku di sini? Allahua'lam :)

Jumat, 23 November 2012

Gerak dan Takdir

Bismillahirrahmanirrahim

demi Allah, bergeraklah! sebelum waktu mengikis habis dirimu bersama amal shalihmu. habis hanya menyisakan penyesalan yang boleh jadi tak ada lagi masa untuk meminta ampunan.
demi Allah, bergeraklah! paksa! suntik diri dengan takdir. bukankah takdir terkadang membuatmu tunduk ketakutan? karena yang baik untuk yang baik. itu bagiku tak hanya soal jodoh namun begitu juga dengan surga dan diri. terlebih, neraka dan diri. duhai, yang baik untuk yang baik. baik itu bukan di mata diri kita sendiri, yang boleh jadi melakukan pembenaran atas kesalahan walau pasti kita memahami kadar diri. bukan juga di mata dia, itu bukan sama sekali. mereka hanya mampu menilai kita secara kasat mata saja tentupun kita bekerja dengan baik agar indah di mata masyarakat bukan? tak ada yang mau image diri buruk di lingkungannya. namun baik itu, di mata Allah. Allah yang menilai karena Allah maha teliti, maha adil dan maha penyayang. banyak-banyaklah memandang langit menegur diri atas keagungan Allah. banyak-banyaklah menunduk serendah-rendahnya menyadari kekerdilan diri di hadapan Allah. itulah kita dengan Allah. kita yang tidak memiliki apa-apa namun terkadang dada terbusung berjalan di bumi milik Allah ini, sedang Allah yang maha memiliki segalanya tidak berlaku kasar, bahkan menegur kita dengan lembut atas segala khilaf. ya, betapa bahagia menjadi yang dimiliki Allah.... bergeraklah, sepertinya Allah selalu menunggu kita untuk pulang.
Kamis, 22 November 2012

Malam Merindu

Bismillahirrahmanirrahim

semerbak wangi kebun di belakang rumah, rasanya sudah semakin lekat tercium.
maaf.
Rabu, 21 November 2012

Menjinakkan Diri

Bismillahirrahmanirrahim

jangan terburu-buru, jangan diburu-buru, jangan memburu-buru
jangan! ribuan kali kicau diri pada diri, jangan terburu-buru, berkali-kali pula terjatuh pada lubang yang sama.
entah apa yang dimau oleh si diri, sudah paham aturannya masih saja bermanja riang. apa gerangan yang kau cari, wahai diri? sematkan doa panjangmu pada sujud syukur yang harusnya kau lakukan kemarin, atas diri yang mampu mengalahkan nafsu. bukan karena usahamu, namun karena Allah masih kasihan padamu. tak bisakah kau belajar dari apa yang telah lalu? yang membawamu menjadi begini sampai saat ini? perbanyaklah berdoa untuk mati dalam keadaan baik, sungguhpun sesaat kau baik sesaat lain kau berpaling.
kesenangan terus kau kejar, kau buru sampai senyum mengembang  tak hentinya, namun kau terlupa, seberapa banyak kau menangisi diri, kau terlupa melihat gundukan dosa yang setiap detik kau kumpulkan, hina demi hina. entah mengapa, iyakah sifatmu memang begitu? naif....
duhai, susah sekali kau dijinakkan. pantas surga amatlah mahal. lagi-lagi, berdoalah, agar kau mati dalam keadaan baik pada sesaat yang kau kejar Rabb-mu dengan ketakutan dan air mata.
masihkah mau diri berishlah dengan diri? rasanya jika ini orang yang berbeda, lebih baik yang satu pergi menjauhi yang lainnya. namun kau dan aku, satu. #ishlah lagi, dengan diri.

astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah..
atubu ilallah..
Senin, 19 November 2012

Indah Muharrammu, Duhai Mujahid

Bismillahirrahmanirrahim,

Bagaimana kubahasakan perjuanganmu, yang tak kenal rasa takut itu? 
Begitukah lekat ihsan dalam tubuhmu? Air matamu terlalu mahal untuk sebongkah kepiluan dan kebencian. Amarahmu terlalu suci untuk mereka orang-orang terlaknat.
Ataukah memang, sudah kau pinta firdaus sejak dulu? Hingga bergemuruh dada menyambut syahid tanpa ragu? Aku kerdil di hadapanmu yang telah mengharumkan jihad Islam, aku kerdil di hadapanmu yang telah menjayakan panji Islam, aku kerdil di hadapanmu yang menghapus air mataku dengan kobar api keberanian di matamu. Kuartikan, sebagai kerinduan seorang hamba dengan Rabbnya, yang sudah tak mampu dibendung lagi. Masya Allah….
Demi Allah, rasa takut dan amarah ini berubah menjadi rasa iri. Samar-samar kubaca risalahmu, "mengapa harus kita takuti yahudi la'natullah itu? Kedudukan kita di hari kiamat nanti terlalu indah, jauh lebih tinggi dan mereka terhina. Jihad fii sabiilillah ini, mengalahkan letupan amarah yang aku sendiri tak mampu menahannya, segera, sebentar lagi, kujumpai Rabbku. Janjinya itu pasti, dan Allah tak mungkin berlaku curang. Dan firdaus al-a'la sudah sejak lama kutargetkan sebagai satu-satunya tempat terindah yang ingin kukunjungi. Kubuktikan dengan jihad ini….."
Ya rasa iri yang membuatku kini termangu di awal tahun indah nan barakah 1434 Hijriah ini. Kupahami jihad sucimu di sana, biar…. Kupahami jihadku di sini. Dengan malu-malu kupinta juga surga Rabbku, sandingkan aku dan orang-orang terkasih dengan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam.

#Ishlah diri, Palestina, 1 Muharram 1434 H, kisah.

Kullu 'aam wa nahnu aqrab ilallah :)



Nov 15th 2012.

Kaidah ke-2, Sesungguhnya Allah Memberikan Petunjuk-Nya Kepada Seseorang Atas Usahamu Jauh Lebih Baik dari Unta Putih


Bismillahirrahmanirrahim

Kaidah ke-2
" Li`an yahdiyallahu bika rajulan waahidan khair laka min humurinna'am"
Sesungguhnya Allah Memberikan Petunjuk-Nya Kepada Seseorang Atas Usahamu Jauh Lebih Baik dari Unta Putih
oleh: Isma Muhsonah Sunman

Ini adalah sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah Saw kepada 'Ali bin Abi Thalib ketika ia memberikan bendera di hari khaibar, dan 'Ali berkata, "Atas apa aku memerangi  manusia, kita memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita?" Rasulullah Saw menjawab, "Atas utusanmu sampai turun ke medan mereka kemudian serukan pada mereka Al-Islam, dan kesabarkan kepada mereka atas yang wajib untuk mereka, dan demi Allah, sesungguhnya Allah memberikan petunjuk-Nya kepada seseorang atas usahamu, jauh lebih baik dari unta putih." (Shahih Al-Bukhari, Fathul Baari 6/111)
                Karena petunjuk Allah adalah petunjuk, dan sesungguhnya tidak ada setelah petunjuk itu kecuali kesesatan, ketika Allah memberikan petunjuknya kepada seorang da'I maka sesungguhnya Allah pun sudah mempersiapkan orang yang akan menerima dakwahnya. Karena hasil dari dakwah ini adalah sangat agung;
1.       Sesungguhnya dalam hal ini ada penyelamatan untuk orang-orang yang diberi hidayah, dari nereka dan menjaganya dari neraka sa'ir dan ladzha. Dia dihindarkan dari neraka tak lain karena setelah petunjuk Allah atas upaya dan bantuan para da'i. kemudian mengganti kedudukan yang abadi di neraka menjadi tempat yang abadi di surga. Maka sesungguhnya seorang da'I memberikan hadiah surga kepada manusia di sekitarnya dan menunjukkan mereka kepada derajat-derajat kebahagiaan.
2.       Sesungguhnya setiap gerak, setiap diam yang dilakukan oleh orang yang mendapat petunjuk-Nya dengan wasilah(perantara) para da'i, setiap tasbih dan takbir yang dilafadzhkannya, setiap rukuk dan sujud yang dilakukannya, dan setiap ihsannya pasti akan Allah balas. Semua ini sebab bantuan para da'I, yang juga menunjukkan jalan untuk mereka. Dan sesungguhnya bagi para da'I balasan seperti pahala orang yang melakukan kebaikannya. Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang memberikan petunjuk kepada kebaikan ganjarannya sama dengan orang lain yang melakukan kebaikan tersebut"(shahih muslim, abu dawud dan tirmidzi) juga, "Barang siapa yang melakukan suatu perbuatan baik dalam Islam, maka baginya ganjarannya dan ganjaran orang lain yang melakukan perbuatan itu, tanpa mengurangi sedikitpun dari ganjaran mereka itu"(shahihmuslim).
Pintu ganjaran ini tidak akan pernah tertutup, dia akan terus berkembang hari demi hari. Dan sesungguhnya usaha Abu Bakr Ash-Shidiq, Bilal, Ammar, Khadijah, Asma` dan yang lainnya merupakan dasar diterimanya setiap manusia di sisi Allah hingga hari kiamat. Dan sesungguhnya usaha Al-Mustafa Saw, adalah awal mula setiap usaha baik seorang muslim yang telah dilakukannya atau yang akan dilakukannya. Dan bagi Rasulullah Saw, -setelah Allah Swt- penghargaan, setiap penghargaan terdapat dalam diri setiap muslim.
3.       Barang siapa yang mendapatkan petunjuk dengan wasilah seorang da'I, akan menjadi penolong bagi da'I tersebut dalam menunaikan misinya, berhimpunnya usaha keduanya. Dan seperti itu, sesungguhnya dakwah tidak akan berkembang selain dengan jalan dakwah lagi, tidak akan menjadi lebih kuat kecuali dengan unsur-unsur baru yang subur. Tidak akan berubah keadaan orang-orang muslim dari sembunyi-sembunyi menjadi terang-terangan kecuali pada hari masuknya Umar dan Hamzah ke dalam agama Islam. Tidak akan berubah keadaan mereka dari bentuk jama'ah menjadi masyarakat kecuali pada hari masuknya kaum anshar ke dalam agama Islam.
4.       Sesungguhnya hidayah adalah salah satu cara kemenangan material, namun ia terwujud bukan dalam perang hingga berpeluh darah dan terluka, bukan juga dengan pedang dan panah, namun ia dengan cara,
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl:125).
5.       Dan barang siapa yang mendapatkan hidayah Allah melalui tanganmu, wahai para da'I, maka sesungguhnya hal itu seperti batu bata yang ditarik dari bangunan jahiliyah kemudian diletakkan di bangunan Islam, dan hal ini akan menjadi balasan atas kekafiran dan kesesatan, sekaligus menjadi kerugian bagi syaithan dan sejenisnya, juga menjadi keuntungan untuk Allah dan para penolongnya. Setiap kali orang mendapatkan petunjuk maka setiap kali itu juga tumbangnya satu tiang dari tiang-tiang kekafiran. Setiap pagi selalu ada perbincangan, orang-orang kafir membicarakan tentang orang-orang penyembah bintang yang berpisah dan keluar, sedang orang-orang muslim bergembira atas orang-orang yang masuk dan beriman. Seakan-akan bangunan orang-orang kafir rapuh setiap harinya dan hilang dari bangunannya sendiri.


Nb: ini hanya terjemahan secara bebas, ada yang saya tambahkan ada yang saya lewatkan. Mohon maaf untuk segala khilaf dan kesalahan.

Rabu, 14 November 2012

Kaidah Ke-1, Dakwah di Jalan Allah, Jalan Kesuksesan di Dunia dan Akhirat


Bismillahirrahmanirrahim

Kaidah ke-1
" Ad-Da'wah Ila Allah Sabil An-Najah Fiddunya wal Akhirah"
Dakwah di Jalan Allah, Jalan Kesuksesan di Dunia dan Akhirat
oleh: Isma Muhsonah Sunman

Atas para da'I sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui bahwa Allah Swt menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana yang Allah Swt katakan, "وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ"(QS.Adz-Dzariyat:56). Ibadah tidak dilakukan kecuali dengan mata hati yang hanya bisa dicapai jika sesuai dengan jalan-Nya, yang Allah turunkan kepada para rasul dan nabi-nabi-Nya. Sejatinya para rasul dan nabi-nabi adalah seorang da'I, yang memberikan petunjuk kepada kebenaran dan ini adalah misi mereka yang paling utama sebagai bentuk merealisasikan tujuan Allah dalam menjadikan Adam sebagai khalifah di muka bumi; memberlakukan hukum sesuai ketentuan Allah dan menjalankan perintah-Nya. Allah mengatakan," وَ إِذْ قَالَ رَبُّكَ" "لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً (Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi" QS.Al-Baqarah:30), tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk menjadikannya hanya sibuk mengerjakan perintah Allah, lagi-lagi seperti yang Allah katakan, "وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ." (tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mereka beribada kepada-Ku. QS: Adz-dzariat:56).

                Ar-Razi bertanya, "Ibadah apakah yang menjadikan jin manusia diciptakan untuknya?" kami menjawab, "mengagungkan perintah Allah dan berbuat baik kepada sesama" kemudian ia berkata, " ketika cara pengagungan yang pantas terhadap Allah Swt tidak diketahui oleh kita, maka wajib bagi kita untuk mengikuti tuntunan Rasulullah Saw. Sesungguhnya Allah telah memberikan nikmat kepada hamba-hamba-Nya dengan mengutus para rasul-Nya yang menjelaskan jalan dalam berbagai macam ibadah". (Tafsir Ar-Razi, 435/28)

                Pembagian terhadap fungsi ibadah ini merupakan pembagian yang ringkas namun mencakup seluruhnya.

                Berdakwah di jalan Allah merupakan bentuk yang paling jelas dari bentuk-bentuk pengagungan, yang mana seseorang itu mengajak pada sebuah pemikiran atau tujuan dan meluangkan daya upaya di jalan-Nya. Dia melakukan itu semua karena dirinya dipenuhi oleh tujuan dan pemikiran tersebut.
Dalam berdakwah di jalan Allah terdapat dalil tentang kepedulian terhadap hamba-hamba Allah, karena seorang da'I ingin mengeluarkan manusia dari kondisi sempit carut marut dan terpecah belah kepada kondisi bernaungkan sebuah sistem yang dirancang untuk luasnya agama dan ufuknya yang membentang. Dan yang mampu mengembannya untuk membahagiakan manusia dan mengeluarkan mereka dari neraka ke surga.

                Para nabi Allah dan rasul-rasul-Nya Allah perintahkan untuk berdakwah di jalan-Nya dan menjaga tujuan dari Allah menciptakan makhluk-Nya, mereka benar-benar bersungguh-sungguh dalam mendakwahi manusia demi tujuan ini. Dan sudah dikisahkan juga di dalam Al-Qur'an yang mulia kepada kita tentang peperangan para nabi dengan kaum-kaumnya, menegaskan selalu terhadap selamatnya  para da'I dari  kehancuran orang-orang dzalim yang menentangnya.

Dalam kisah Nabi Nuh As dengan kaumnya, hasilnya: "فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۖ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ." (lalu mereka mendustakan Nuh maka Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera. Dan kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. QS.Yunus:73).
Dan dalam kisah Nabi Hud As dengan kaumnya, hasilnya: "وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ" (dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatan Hud dan orang-orang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami, dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat. QS.Hud:58).
إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَٰئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
(kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. QS.Hud:66).
             Dalam kisah Nabi Luth As, hasilnya:
 قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
(Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" QS.Hud:81).
فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ
(Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. QS.Hud:82).
            Dalam kisah Nabi Syu'aib As, hasilnya:
وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ
(Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Syu´aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. QS.Hud:94).
          Dalam kisah Nabi Musa As, dengan Fir'aun dan kaumnya, hasilnya:
فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ
(Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. QS.Al-A'raf:136).
وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۖ وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَىٰ عَلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا ۖ وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ
(Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir´aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. QS.Al-A'raf:137).
Dan dalam cerita tentang sebuah kampung yang dahulu menjadi pusat peradaban laut, hasilnya:
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ
(Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. QS.Al-A'raf:165).

Semua ayat ini untuk meyakinkan akan keselamatan atau kesuksesan dalam berdakwah di jalan Allah. Dan ini adalah janji Allah Swt kepada orang-orang beriman,
ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا ۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ
(Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. QS.Yunus:103)

Sayyid Quthb rahimahullah berkata, "Ini sudah menjadi ketetapan Allah di muka bumi dan ini adalah janji-Nya kepada para kekasih-Nya,  dan ketika jalan menjadi panjang bagi orang-orang beriman, maka wajib diketahui bahwa itulah jalannya. Dia harus meyakini akhiran dan ganjaran bagi orang-orang beriman. Dan jangan memburu-buru janji Allah sampai kelak janji-Nya pasti akan melalui jalan dakwah ini. Allah tidak akan pernah mencurangi para kekasih-Nya. Tidak akan lemah dalam menolong hamba-hamba-Nya dengan kekuatan-Nya,  dan tidak akan  pernah menyerahkannya kepada para musuh, tetapi Allah akan memberitahu mereka, memahamkan mereka dan membekali mereka –dalam cobaan- dengan bekal perjalanan". (Fi Dzhilalil Qur'an: 1812/3)

Tidak ada kerugian dalam berdakwah:
Perkara dakwah tidak seperti yang disangkakan sebagian manusia, bahwa dakwah itu melelahkan, merugikan, keras, dan menyakitkan. Dakwah memang tidak pernah kosong dari lelah dan sulit tetapi ia lezat, dan nyaman di hati. Karena itu para da'I rela berkorban dalam dakwah baik dengan mahal ataupun murah, merasakan siksa, bahkan jika harus sampai menjumpai kematian demi dakwah. Mereka itulah yang lebih bahagia daripada manusia tanpa dakwah. Adapun di akhirnya, maka dakwah adalah kemenangan, selainnya adalah kegagalan, ialah yang kekal, selainnya maka fana.

Dakwah Nabi Muhammad Saw, amanah bagi ummat manusia:
Bisa diperhatikan dari ayat Al-Qur'an mulia yang membahas tentang perang para nabi dengan kaum-kaumnya, bahwa para pendusta dari kaum-kaum ini, mereka mendapatkan adzab Allah Swt dan tidak tersisa dari mereka di  bumi ini kecuali kampung-kampungnya. Allahpun tidak menyisakan sedikit saja dari mereka. Dengan datangnya Nabi Muhammad Saw, dihilangkannya  adzab-adzab berupa topan, petir, dan angin. Ini semua merupakan penghormatan terhadap ummat ini yang tidak pernah sepi dari orang-orang yang membela Allah dengan hujjah, tidak juga sepi dari golongan yang selalu tampak terhadap perintah Allah hingga Allah menentukan takdir-Nya. Dan golongan ini, mereka adalah para da'i. dan atas mereka Allah takdirkan keselamatan dari ummat yang dihancurkan satu tahun penuh. Ketika bumi sepi dari golongan yang mulia ini, maka sesungguhnya kiamat akan terjadi.
1.       Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, tidak akan terjadi kiamat kecuali atas orang-orang jahat (Shahih Muslim)
2.       Nabi Muhammad Saw bersabda yang artinya, tidak akan terjadi kiamat kepada seseorang yang mengucapkan: Allah, Allah (Shahih Muslim, Syarh An-Nawawi) dan di riwayat: sampai di bumi tidak lagi diucapkan: Allah Allah.
Kedua, perkataan Rasulullah Saw, sesungguhnya Allah meniupkan angin dari Yaman, lebih lembut daripada sutera. Seseorang tidak akan meninggalkan sebutir bijipun dari imannya kecuali angin itu akan menyapunya. (Shahih Muslim, Syarh An-Nawawi).

                Dan bisa kita perhatikan dari riwayat-riwayat  ini, antara kekalnya golongan orang-orang beriman adalah sampai kiamat, dan terjadinya kiamat itu atas orang-orang jahat.
Para da'I telah menempatkan dirinya pada jihad, dan menyerahkannya untuk berkorban di jalan Allah, maka sesungguhnya tugas mereka ini menjadikan mereka lebih mampu atas penyerangan dan mujawalah, insyaAllah dengan izin-Nya mereka akan menang, sukses dan para musuh akan kalah.

Kesuksesan di sini, bukan dimaksudkan atas kesuksesan diri sendiri dari segala penderitaan dan kesakitan, kesuksesan di sini dimaksudkan pada kesuksesan jama'ah dan konsepnya di akhir. Adapun di akhirat maka gambaran kesuksesan adalah penuh kenikmatan, ketenangan, dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, di dalamnya terdapat sesuatu yang mata tak dapat melihatnya, telinga tidak dapat mendengarnya, bahkan hati seseorang tak mampu menggambarkannya….
*****
Nb: ini hanya terjemahan secara bebas, yang saya tulis untuk membantu saya saat harus berdakwah di negeri saya tercinta, Indonesia. Mohon maaf untuk segala khilaf dan kesalahan.