Minggu, 26 Agustus 2012

Dahulu Kau Siapa?


Bismillahirrahmanirrahim

Hanya agar engkau tahu kabar mereka yang di sana. Cukup dengan bertanya, pun teknologi sudah canggihnya tak menunggu jam, apalagi hari kau kirim akan ia langsung terima saat itu juga. Sama sekali tak ada sulitnya menanyakan kabar dan keadaan. Engkau terlalu sibuk dengan aktivitasmu sendiri, yang sebenarnya kau saja bingung bukan dengan apa yang kau kerjakan? Kerjamu tak seberat orang lain di sana, apa yang membuat menjadi sedemikian sombong? Segala kehendak, mimpi dan cita-cita sudah tergapaikah, maka kau cepat berpuas diri?

Lupa dahulu kau siapa? Tanpa pengajaran dari orang-orang yang rahmat Allah selalu membersamai mereka, kau bukan siapa-siapa. belajar dari nol sekali hingga kau tahu walau hanya sedikit saja.

Apakah kau lupa bagaimana rasanya menjadi orang bodoh yang tak mengerti apa-apa. Lupakah? Hingga kau pun lupa ada orang yang bernasib sama, kau abaikan begitu saja. Sayangnya, surga bukan untuk kau kuasai sendiri.

Silakan kau berjalan sejauh-jauhnya, rasakan saja bahwa dunia hanya milikmu sendiri.

Sampai pada masanya, saat kau merasa dzalim telah meninggalkan orang-orang jauh di belakang, orang-orang yang nasibnya tak sebaik dirimu mendapatkan pendidikan yang baik.
Sudahlah, penyesalan itu selalu datang di akhir, maka tunggu akhirannya kelak kau akan menyesal.
Jumat, 24 Agustus 2012

Ishlah dengan Diri


Kenapa hati mudah tersakiti, padahal enggan menangis dan bermusuhan lagi. Kenapa? Jangan banyak berpikir, namun bekerja dan bergeraklah. Jangan banyak bicara namun bekerja dan bergeraklah atau menyampaikan kebaikan. Hidup ini terlalu indah untuk dihiasi oleh gelut hati ke hati kita dan mereka. Terlalu panjang untuk dihabiskan memikirkan cara yang baik agar dimaafkan.

Sakit hati, disakiti atau tersakiti. Kuncinya 3, ikhlas-mengikhlaskan, maaf-memaafkan, kemudian perbaiki diri. Aku memilih untuk lebih banyak diam ketimbang bergaul ke sana kemari. Salah-salah kau tersakiti. Kau ucap aku pilih-pilih kawan? Ya katakanlah begitu. Pilih-pilih ladang, mencari yang paling mudah untuk digarap? Ya katakanlah begitu, daripada lidah ini, atau tangan ini, atau bahkan tatapan mata ini menyakitimu dalam-dalam, hingga kau pun tak kuasa untuk memaafkan. Inilah kapasitasku, yang belum sehebat mereka. Dan inilah proses, yang hendaknya aku hargai, aku cintai. Ishlah.

Miris menyaksikan diri, duhai Allah, bolehkah menjadi pelipur dosa?

Sabtu, 18 Agustus 2012

Kado Lebaran Untuk Muslim Rusia


Bagi penduduk muslim Rusia ada yang berbeda di hari raya Idul Fitri tahun ini. Setelah 1 bulan penuh melaksanakan titah Allah untuk melawan hawa nafsu, tidak makan tidak minum selama 17 jam perharinya, mengincar pahala dari segala arah, memburu Lailatul Qadr di setiap 10 malam terakhirnya, dan saat hari kemenangan itu tiba, 1 Syawal 1433, ada hadiah spesial dari pemerintah Rusia untuk mereka. Bertepatan dengan hari raya Idul Fitri diluncurkannya stasiun Tv Islam pertama berbahasa Rusia "IR Tv" yang disiarkan di Moskow. Stasiun Tv tersebut akan menyiarkan pengetahuan dan ajaran-ajaran Islam dengan 24 jam tayang. Seperti yang sudah diketahui, sudah banyak masyarakat Rusia yang mulai tertarik dengan Islam bahkan mengenal para nabi-nabi Allah, Nuh, Hud, Yusuf, Isa sampai Muhammad SAW. Para pelaksana proyek berharap agar IR Tv dapat menarik perhatian lebih dari 20 juta muslim yang tersebar di seluruh pelosok Rusia, di samping jutaan lainnya dari negara-negara tetangga khususnya eks Negara Uni Soviet. Ide pembuatan stasiun Tv Islam di Rusia tersebut dicetuskan oleh Dmitry Medvedev saat masih menjabat menjadi presiden Rusia dengan tujuan pembelajaran pengetahuan Islam yang sesungguhnya. Dan idenya mendapatkan apresiasi dari kedutaan Negara-negara Arab dan Islam di Moskow.


Wangi Islam kian pekat tercium di seantaro dunia. Bagi diri yang Islam sudah melekat dalam dirinya sejak kecil, ada ruh-ruh baru yang terpanggil untuk lebih bersemangat dalam berislam, tatkala menyaksikan kebangkitannya di tempat-tempat yang dahulu jauh darinya. Memang, Islam adalah rahmat alam semesta. Tak ada lagi waktu untuk berleha-leha, jadilah para tentara Allah yang menyambung estafet dakwah Rasulullah SAW. Pada Islam kita kokoh bergerak, atau jatuh terlempar.

sumber: http://arabic.rt.com/news_all_news/news/592605/
Sabtu, 11 Agustus 2012

So long, Ramadan!


Bismillahirrahmanirrahim
Ingat, saat Ramadan baru tercium dari wanginya saja? Atau baru terlihat dari laku orang-orang shalih yang benar-benar mendambakannya? Atau baru terbaca dari status dan tulisan orang-orang yang mempersiapkan diri menyambutnya? Ya, untuk menyambut kedatangannya, Ramadan.

Masihkah terasa, saat jiwa-jiwa menjadi bersemangat membaca Al-Quran, menyelami seluk beluk surat-Nya, menjumpai kehebatan kalam-Nya, bertakbir atas keagungan-Nya. Allah banyak menganugerahi kita hidayah di Ramadan ini, mengingatkan apa yang dahulu pernah terlupa, mengajarkan apa yang dahulu belum pernah diketahui, Ramadan ini mendewasakan kita kawan, dan semoga untuk selamanya. Masihkah ingat juga, saat otak kita merasa ingin terus diisi dengan hal-hal yang bermanfaat, bekerja, membaca buku-buku, menulis, ingin rumah, kamar, dapur, selau rapi…. Ya, seolah semangat ini berlipat untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat. Dan masihkah dapat kita rasakan, saat diri kita begitu menantikan panggilan-Nya, untuk segera melangkah ke rumah-Nya, bersujud, merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan-Nya, sambil sesekali bersikeras memaksa diri sendiri untuk menyadari, bahwa kamu, bukan apa-apanya, dan Allah adalah segalanya. Maka atas dasar apakah kecongkakan diri ini terus dijaga? Nastaghfiruka, Yaa Rabb. Memanjangkan sujud, berdo'a sepenuh hati, demi kelancaran dalam belajar, kesuksesan dalam ujian, kemudahan untuk pergi ke tanah suci, kesempatan untuk pulang ke tanah air, dan sebenarnya ada harapan yang begitu berat terselip di sana, saat ingin Ayah dan Ibu terus ada menemani untuk menyaksikan kesuksesan diri nanti, Allahua'lam semoga sukses dunia dan akhirat. 

tak akan pernah terlupa, Ramadan dengan segenap keberkahan di dalamnya, menguatkan ukhuwah yang sudah lama terjalin, dengan ifthar jama'inya, mempertemukan yang dahulu terpisah dengan program-program khususnya, dan mengembalikan apa yang sempat hilang, semangat mengaji, menghafal dan dekat dengan Al-Quran.

Allah, Ramadan-Mu ini terlampau indah….

Tanpa terasa, kini kita sudah di penghujung Ramadan kawan. Namun wanginya semakin pekat, bersamaan dengan tersebarnya kabar tentang malam agung itu. bersemangat kaki-kaki kita melangkah menuju masjid-masjid yang terdekat sampai yang terjauh, mencari yang bacaannya paling panjang, atau yang do'a qunutnya paling indah, sampai yang penting kamar mandinya 'nyaman', terkadang juga 'masjid yang kaya', menjadi sasarannya. Menyiapkan segenap perbekalan, dan yang paling penting, mushaf dan perlengkapan cuci diri.
Semakin kita sadari, malam agung tentu tamunya pun agung. Tamunya, mereka yang betul-betul memburunya, yang mendambakannya dengan penuh harap berjumpa dengannya, Lailatul Qadr. Maka diri kita semakin bersemangat untuk melakukan perbaikan, pasalnya, mudah saja, diridhai Allah, untuk berjumpa dengan Lailatil Qadr.

Ramadan-Mu akan segera berlalu Allah. tinggal menghitung hari…. Ada rasa sedih tergurat di sini, di dalam hati ini. Takut kehilangannya. Kehilangan indah dirinya, barakah dirinya, semangat yang diberikan dirinya, pahala yang ditawarkannya, dan malam cantik nan agung yang ada di dalamnya. Takut kehilangannya, takut predikat menjadi seorang yang bertakwa itu ternyata belum cocok untuk kita, merasa butuh waktu lebih banyak lagi untuk beramal shalih, untuk menjadi yang yang bermanfaat dengan iman, ilmu dan amalnya untuk menjadi orang yang bertakwa. Akankah tetap bersemangat? Pun begitu, waktu tetap akan terus berputar.

Telah kami genggam erat Ramadan-Mu kali ini Allah, rahmatilah kami, dan ampuni kami untuk segala salah dan lupa. Semoga usaha kita memperindah diri selama Ramadan ini, memang untuk bekal minimal 11 bulan ke depannya lagi. Tak hilang senyum ramah kita, semangat mengaji, menghafal dan mentadabburi Al-Quran, tak hilang semangat memakmurkan masjid, tak hilang semangat menjadi pribadi yang rapi, bersih, tak hilang semangat membaca buku-buku bermanfaat, tak hilang semangat berinfaq, tak hilang semangat berbagi, tak hilang semangat untuk terus memperbaiki diri…. Tak hilang, dan jangan pernah hilangkan…. Agar Allah senantiasa menjaga cinta-Nya untuk kita, hingga kelak Allah ridha untuk menjumpakan kita dengan Ramadan-Nya lagi.

Jika lelah beristirahatlah sejenak, dengan banyak beristighfar, memohon ampunan dan bantuan dari Allah, kemudian bertakbir untuk mengembalikan semangat diri.

Saat jauh dengan-Nya saja, Allah masih sudi menemani kita, memberikan keceriaan dalam hidup kita, apalagi saat diri benar-benar sedang dekat dengan Allah ya? Tak butuh apa-apa, kalau sudah memiliki Allah… Masya Allah….

Allah, Ramadan-Mu ini terlampau indah…. untuk kini harus pergi meninggalkan kami.

Maka perhatikanlah! Apa yang terjadi pada diri kita kini? Lihatlah kesuksesan kerja kita di Ramadan tahun ini, dengan menilai perubahan-perubahan apa saja yang sudah terjadi dalam diri kita sepeninggalannya. Allahu yubaarik fiina.

Lepas Ramadan dengan senyuman, bukan penyesalan, berikan apresiasi kepada diri, yang sudah dengan sungguh-sungguh mengindahkan Ramadan-Nya,  so long Ramadan! Sanaltaqy ba'da sanah, insya Allah J

Taqabbalallahu minnaa wa minkum, shiyamanaa wa shiyaamakum, kullu 'aam wa nahnu aqrab ilallah...
Semoga suci di hari yang fitri, dengan ridha-Mu, Allah J