Jumat, 29 Maret 2013

Ghuraba, Syaikh Sa'ad al-Ghamidi's

Bismillahirrahmanirrahim,

Senandungnya begitu menyempitkan rongga-rongga di dalam hatiku
Mendobrak asa yang  tertahan dalam-dalam
Membendung air mata kerinduan
Sakit nian, namun aku bahagia
Perdengarkan kembali nyanyian rindu pada sekelompok ahli surga yang tersebut "ghuraba"
Kuak rindu yang tak terbalaskan pada tangan-tangan yang tak lelah hingga mencapai surga

29 maret 2013, malam bersama tiga mujahid di rumah, menanti hari esok berjumpa dengan syaikh sa'ad al ghamidi pelanjut ayat suci alqur'an ma'ruf, di seluruh dunia, imam tamu masjid nabawi, dan nasyid ghuraba beliau juga yang membawakan.

Allahummaj'alnaa min ahlil qur'an..

Rabu, 27 Maret 2013

Bisik Hati

Tanpa disangka di hadapanmu ka'bah berdiri dengan gagahnya
Tanpa disangka air matamu deras mengalir
Tanpa mampu kau terka, tangisan apa ini?
Duhai, saat tawaf harus menjadi penutup perjumpaan, tangismu semakin menjadi-jadi
Kau pahami kali ini, deru di dada tak kuasa menahan harap, untuk tetap dekat dengan rumah-Nya yang begitu agung.. Rumah-Mu begini, Ya Allah.. Engkau?
Subhanallahi wa bi hamdih
Subhanallahil 'adzhim

يا معيد، اعدني
يا سميع، اسمعني
يا جبار، اجبرني
يا ستار، استرني
يا رداد، ارددنني الي بيتك هذا وارزقني العود كرات بعد مرات.. تائبون عابدون سائحون لربنا حامدون..

Rabu malam, 27 maret 2013. Saat hati masih saja mengejar bayang keagungan ka'bah. Tak mampu kukisahkan betapa begininya dan begitu. Hanya ini.
Izinkan kami bersama orang-orang yang kami cintai menunaikan haji dan umrah ke tanah haram-Mu ya Allah, juga menziarahi masjid kekasih-Mu yang mulia, shallallahu'alayhi wa sallam..
Rindu yang takkan pernah terobati, sampai jumpa, Allah!

Rabu, 13 Maret 2013

Pada Saatnya, Allah

Bismillahirrahmanirrahim,

Pada saatnya Allah, undang kami untuk berdiri di kala yang lain terbuai dalam mimpi
Temani kami mengukir doa menjadi paket yang terkirim dengan penuh harap sampai pada arasy-Mu yang suci
Entah dengan apa kami yang fakir ini meminta,
Hanya memelas kepada Engkau yang kami tahu maha pengasih walau tanpa kami paksa
Walau tanpa penyerahan jiwa
Atau terkadang terbagi dua
Engkau seutuhnya maha pemurah ya Allah

Pada saatnya, temui kami yang sedang terhanyut dalam cerita pilu pada sujud yang panjang
Lepas sedih bersama derai air mata
Pupuk rindu kepada-Mu atas nama keberanian..
Ya pada saatnya ya Rabb, pilihkan "berani mati" pada takdir kami
Atas langkah kebaikan yang akhirnya kami pahami, bahwa hidup adalah untuk mati
Mati demi berjumpa dengan-Mu,
Kami mendamba surga sejak dahulu
Kami sadari ridha-Mu lebih suci dari apa yang paling indah yang ada di dunia maupun di akhirat-Mu

Condongkan tapak kaki kami pada kebaikan, melangkah perlahan bahkan tertatih menapaki tangga suci surga hadiah dari-Mu

Senin, 11 Maret 2013

Ustadzah dan Majlis Ta'lim (mari, merenung bersama-1)


Bismillahirrahmanirrahim

Untuk para da'i yang masih mengemban amanah dari Allah subhanahu wa ta'ala. Maka kita semua adalah da'i sebelum menjadi sesuatu apapun. Untuk setiap jiwa yang memahami maksud Allah dalam menciptakan manusia, "untuk beribadah, menyembah kepada-Nya." Untuk setiap hati yang mengerti, tersadar, tersentuh oleh hidayah-Nya, mari menyeru manusia kepada din yang diridhai-Nya, Al-Islam.

Untuk para ustadzah yang mengemban dakwah di masjid-masjid, mengisi ruh setiap ibu-ibu baik di kota ataupun perkampungan saya ucapkan banyak terima kasih, jazaakunnallahu khairan katsir, rasanya tanpa ustadzah semua sulit saya temui ibu-ibu berjilbab di daerah saya ini, sulit saya temui ibu-ibu yang dengan ikhlas melemparkan senyumnya kepada saya yang melintasi pekarangan rumahnya, sulit saya temui ibu-ibu yang ridha anaknya tidak sekolah formal dulu demi mengejar hafalan qur'an, Allahu akbar! Ilmu dari siapa ini yang mengajarkan pada ibu-ibu bahwa alqur'an merupakan salah satu bekal akhirat yang benar-benar harus dipersiapkan demi menuju surga-Nya, Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimushshalihaat….

Ustadzah rahimakunnallah, mari kita muhasabah diri, apa kesalahan kita sehingga sulit sekali menyentuh hati para ibu di majlis ta'lim, rasanya sulit membuat mereka mendengarkan seruan kita, rasanya sulit walau dengan gamblang disebutkan dalam alquran perintah berkerudung, namun masih saja mereka enggan mengenakan kerudung. Rasanya sulit membuat mereka paham, bahwa tugas seorang ibu pada hakikatnya terdapat dikebahagiaan suaminya dan anak-anaknya. Bahwa tugas setiap  insan ini hanya untuk mengerjakan perintah Allah dan menjauhi diri dari larangannya, rasanya sulit meminta mereka untuk menjaga lisannya dari membicarakan orang lain, rasanya, rasanya… padahal sudah sekian tahun jejak ustadzah lekat di masjid tersebut, masih saja tidak terjadi perubahan yang berarti.

duhai ustadzah, silakan tuntut mereka atas hakmu menikmati perubahan berarti dari setiap diri mereka, tuntutlah maka tuntutlah! Namun tuntutlah dalam diam, dalam do'a di setiap sujudmu, dalam do'a di setiap tertunduknya kepalamu, dalam do'a di setiap tertengadahnya kedua tanganmu, tuntutlah pada masa-masa itu.
duhai ustadzah, kita berdakwah demi Allah, maka mintalah kepada Allah balasannya, niscaya akan kita temui nikmat Allah pada diri kita yang masih istiqomah dalam iman dan islam, anugerah terindah dan terbesar yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih. Kau jumpai anak-anakmu terus berada dalam kesholihan, keimanan yang kian hari kian mengagumkan, kau jumpai suamimu yang rasa-rasanya setiap helaan nafasnya telah berubah menjadi dzikir-dzikir indah demi terlepas dari kelalaian diri pada Allah. Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimushshaaliaat…. Duhai, betapa Allah dengan romantisnya menyimpan segala nikmat ini.

atau bahkan boleh jadi, dengan perantara dirimu, maka jumlah ibu-ibu yang berdiri di akhir malam semakin banyak, do'a cepatnya berubah menjadi rintihan, kantuk matanya berubah menjadi air mata, ucap kasarnya berubah menjadi sikap lembut tanpa kata demi menjaga diri, ghibahnya berubah menjadi tasbih indah yang mengalun tenang bersama dengan hembusan angin pagi, siang, sore dan malam. Didikan kasarnya berubah dengan bayang-bayang surga untuk anak-anaknya kelak di akhirat, penuh dengan kalimatullah, dididik dengan Alquran, wallahi sungguh indah! ucap galaknya kepada suami berubah menjadi anggukan "mendengar, dan ta'at" sudah begitu mendamba surga, satu cara yang tertanam, membuat suami ridha terhadap diri-Nya, duhai betapa indah hidupnya berkat suara lembutmu walau hanya satu pekan sekali ustadzah. Maka tetaplah istiqomah dalam dakwah ini, atau Allah pergilirkan dengan jiwa-jiwa yang lebih ikhlas dan lebih baik lagi!
Demi Allah, Ia menyukai sesuatu yang sedikit namun kontinyu, maka istiqomahlah ustadzah akan kau dapati ibu yang kemarin tidak berkerudung namun hari ini ia terlihat begitu khusyu maka tunggulah esok ia akan menjadi ibu yang namanya dirindu setiap malaikat di surga. Allahumma aamiin.

Senin, 11 Maret 2013
malam di kamar baru yang sebelumnya kamar setrika dan cuci baju, hadiah dari ayah dan bunda untuk anaknya yang baru pulang.

Kalau boleh saya katakan, tulisan ini saya buat karena pada suatu sore saya berpikir, bagaimana merubah mentee-mentee saya menjadi pribadi yang sholihah, yang istiqomah dalam beribadah, haruskah hari ini saya bawakan materi tentang surga dan neraka? Atau tentang dajjal dan kiamat? Begitu keras saya berpikir, sampai akhirnya tidak lama saya tersadar, man yahdillahu fahuwal muhtad, wa man yudhlil fala hadiyalahu… saya beristighfar, bahkan boleh jadi mereka lebih baik daripada saya sendiri. namun saya sendiri juga bingung, mengapa "majlis ta'lim" dulu yang saya tulis. Bukan "dakwah sekolah"? Allahu a'lam.
Alhaqqu min rabbina..
Sabtu, 02 Maret 2013

Sebuah Kesenangan


Hanya sebuah kesenangan, yang membuat kau tersenyum, tersipu di depan layar laptop ataupun handphone
Hanya sebuah kesenangan, yang membuat hatimu berdebar membaca kalimat-kalimatnya, yang menari indah dalam mimpi malammu
Hanya sebuah kesenangan, yang membuat kau merasa menjadi orang paling bahagia di dunia saat kau berhasil berbincang riang bersamanya.
Aduhai diri, itu hanya kesenangan!
Kejar kesenangan itu, dekati, rebut! Genggam rekat, peluk erat jangan lepaskan!
Teruslah tersenyum begitu, sendiri, tersipu memerah,
Teruslah begitu biarkan hatimu bergejolak hebat tak biasa, nikmati!
Teruslah begitu menari-nari sambil menggenggam pesawat telepon di telinga, dengarkan suara lembutnya, resapi dalam-dalam, agar kau semakin cinta padanya, agar kau…. Semakin senang!

Duhai, kau sebut itu cinta? Oh, siapakah gerangan yang melukai makna cinta yang suci?
Semua ini, kesenangan.
Aduhai diri, tidakkah kau ingin membuka mata, duniamu bukan lagi bersama dengan-Nya!

Siapa bilang?
Meski senang, tentu kau tak lupa untuk shalat bukan?
Berjalan di belakangnya, memperhatikan gerak-geriknya, dhuha di belakangnya, khusyu berdo'a sambil mendongak-dongak, boleh jadi ia sudah pergi meninggalkan mushalla. Iya kah?

Benar, kau tak melupakan perintah-Nya!
Aduhai diri, tidak kau sadar, namun kau tak menyimpan Ia di hatimu, tak berdo'a kepada-Nya kecuali hanya sebatas do'a yang kau baca cepat. Meski Ia maha tahu, maha pemurah untuk mengabulkan segala pintamu!

Aku tanya, masihkah kau begitu, duduk menunduk dengan khusyu berdzikir dalam hening mengingat-Nya, berdo'a kepada-Nya walau jarang sekali dengan rintih namun kau lafalkan dengan baik? masihkah kau rela waktu akhir malammu terenggut untuk tahajjud, istikharah dan witir, dengan rintihmu dalam setiap sujud dan tunduknya kepala? Masihkah kau begitu, mengiringi helaan nafas dhuha saat melangkah ke mushalla, "sesungguhnya dhuha ini adalah untuk mensyukuri segala nikmat-Mu di pagi ini yaa Rabb"? Masihkah kau, mendebat hatimu sendiri saat riya, ujub, sum'ah mengobrak-abrik niat baikmu?

Rabbi, inni dzhalamtu nafsiy, faghfirliy….
Kejar semua itu, jika memang yang kau cari adalah kesenangan.
Berhenti, bertaubat, berubah dan ambillah hikmah, jika yang kau cari adalah kebahagiaan.
Semoga Allah membahagiakan kita, dunia dan akhirat.

malam ahad, 2 maret 2013
untuk diri, yang dahulu.

Alhamdulillahirabbil'aalamin.