Bismillahirrahmanirrahim
Melempar ingatan, beberapa minggu sebelum Ramadhan, saat
kami sedang bersiap-siap pergi, saya nyeletuk pada Kanda. “Bikin Ramadhan Camp
yuk!” hanya sebatas itu, kemudian ditambah perencanaan-perencanaan yang hanya
sebatas bayangan, tanpa ditulis, tapi berharap penuh kepada Allah agar bisa terealisasi.
Hari-hari berjalan, saya yang tipenya menagih dan butuh
bukti nyata, mulai risau karena belum adanya tanda-tanda yang nyata. “Ayo dong,
katanya mau bikin RC?” mulailah ia sibuk membuat desain sebelum desain. Maklum di
antara kami belum ada yang bisa bermain di PS, Corel atau sejenisnya. Ia sibuk
dengan power pointnya. Saya sendiri mulai mengonsep acara. Kami saling memberi
masukan. Begitu juga keluarga, dukungan mereka penuh kami rasakan, semangat
kami kian meletup-letup.
Sampailah pada hari di mana Ramadhan Camp Zaid Sahabat
Qur`an disebar kekhalayak ramai dunia maya. Terbatas hanya untuk 15 orang. Saat
itu sambutan peminat tak seramai saat membuka kelas tahsin dan tahfidzh bulan
lalu, namun Alhamdulillah. Target 15 orang tercapai bahkan lebih.
Dalam perjalanannya, satu persatu izin, dan mendaftar. Izin dan
mendaftar. Saya yang panikan Alhamdulillah Allah anugerahi pasangan yang kadang
sifat “santai”nya menenangkan. “Gak papa, udah Allah tentuin. Kalaupun kurang
dari 15 akhawat ya khair in sya Allah.”
Menggunakan rumah dinas ayahanda, Alhamdulillah ternyata
yang hadir diluar dugaan! Cukup 11 orang.hehe. awalnya merasa sedikit kecewa,
namun ternyata yang 11 itulah yang memang pas untuk keadaan kita. Alhamdulillah.
Rencana Allah memang sungguh luar biasa J
Di hari pertama, semangat teman-teman bercampur kerisauan. Akankah
selesai satu surat al kahfi dalam tiga hari?
Kami terus memotivasi. Jangankan mereka, saya pribadi saja
merasa bersedih kalau mendapati keluhan peserta yang merasa kesulitan. Kami berdoa
memohon kemudahan, kelancaran.
Malam dan esok harinya, kami melihat semangat yang begitu
menggebu. Rumah ini terasa indah dengan lantunan-lantunan surat al kahfi yang
saling beradu. Saya takjub dengan semangat mereka.
Bahkan ada yang tidak
mengambil jatah istirahat pagi atau siangnya agar terus bisa menghafal dan
menyetorkan pada musyrifah.
Sedikit, sederhana, tapi begitu membekas di hati saya
pribadi.
Hari terakhir kami jaga semangat mereka, sebisa mungkin, saya
salut pada teman-teman yang membantu saya dalam RC Zaid SQ, jazaakunnallahu khairan J begitu serius dan
sungguh-sungguh.
Dan puncaknya pada penutupan, Alhamdulillah… dari 11 orang
ada yang berhasil menyelesaikan hafalan Al Kahfinya, yang lain menyusul
perlahan. Saya tidak kecewa, dan bersyukur dengan hasil ini, sebabnya, saya
tahu daripada yang lancar menghafal ternyata lebih banyak peserta yang belum
terbiasa dengan menghafalnya. Ada yang dari hari pertama mau pulang saja, tapi
terus kami semangati sampai akhirnya ia menjadi peserta dengan kategori
terajin.
Ada yang kesulitan sekali tapi tetap tampak tawakkal dan
tekun menghafal.
Ah, saya salut. Bersyukur dan banyak belajar dari mereka. Semoga
kebaikan saling tertularkan, keberkahan saling terasakan.
Allahummarhamnaa bil qur`an J
Saya dan Kanda tentu harus terus belajar Rabb. Banyak sekali
kekurangan dan kesalahan kami, semoga Allah maafkan dan terus membimbing kami.
aamiin