Jumat, 12 November 2010

Dari Adik Aku Belajar

Bismillahirrahmanirrahim


Sabtu kemarin saat membuat donat rasanya sedikit hambar. sedih bukan main. kupaksa mereka berbicara, kenapa? dan ada apa? dengan cara meminta mereka menuliskan apa yang mereka rasakan. saya spesifikkan dengan, "Apa yang kalian rasakan saat melihat tayangan di berita-berita belakangan ini..........."
prolog saya lumayan panjang, celetuk adik, "Maksudnya gimana sih ka?" saya istighfar... tapi saya malah makin kencang mendobrak. alhasil, "Tapi tafadhal, teman-teman kalo tidak membuat juga gak masalah :)"


sabtu yang lalu itu terjadi. tapi baru kemarin aku membaca tulisan mereka.
di satu kertas aku terpaku. jawabannya berbeda dengan yang lain, adik ini bercerita,

Belakangan ini ngerasa kurang deket sama Allah.
Mau puasa senin kamis aja berat banget mau ngejalaninnya.
Mau dhuha bawaannya males.
Sering kebangun tengah malam, tapi susah mau ngelakuin solat tahajud.
Biasanya semua itu bisa dilawan, tapi 2 minggu ke belakang tuh bener-bener susah banget ngelawan rasa males itu. Tilawah yang biasanya 1 hari 1 lembar atau bahkan lebih, sekarang cuma 1 halaman.
Emosi juga susah dikontrol, belajar jadi kurang konsentrasi.
Pengen deket sama Allah lagi. tapi susah. Kalo ada waktu luang malah digunain buat tidur.
Setiap guru yang ngajar tuh rasanya pada bikin emosi.
Tugas ga berhenti, tiap hari serasa dikejar2 sama tugas. Yang jadi pelampiasan rsa cape, kesel, bete, jadi orang tua. padahal kalo dipikir-pikir kita yang punya masalah, tapi harusnya bukan mereka yang jadi korban kemarahan kita.
pengen nangis rasanya, mau cerita ke temen-temen atau ortu juga mereka ga akan ngerti sepenuhnya sama apa yang kita rasain.


Astaghfirullah..
aku sedih bukan main setelah baca tulisannya. benar-benar melenceng dari apa yang aku minta, tapi bukan itu yang buat aku sedih, saat dia bilang dia mau deket lagi sama Allah, rasanya ada sesuatu di dalam hati saya yang mengalir dalam bahagia, tapi di kalimat selanjutnya, tapi susah rasayanya saya seperti tercekak. kenapa gak bisa dek? paksa saya dalam hati.

aku istighfar terus menerus.
malu...
merasa bersalah...
9 bunga di saung itu, adalah amanahku...
mungkin ini salahku, yang jarang mendo'akan mereka.
mungkin ini salahku, yang tak mampu membuat mereka membuka diri kepada diriku sendiri..
kalau saja mereka tahu, aku berbahagia mereka jadikan aku 'tong sampah'-nya selama mereka tak menutup diri dari sebuah kebenaran. apapun, aku dan adik2 sama-sama sedang belajar.
mungkin penurunan iman yang adikku rasakan ini, tidak lebih parah dengan yang aku rasakan.
aku beristighfar...
maka, dari adik-adik aku belajar....

1 comments:

Anonim
at: 17 Desember 2010 pukul 22.56 mengatakan...

i like it..silahkan kunjungi blog http://ibnujafar86.wordpress.com/