Sabtu, 01 Desember 2012

Kaidah ke-3, Ganjaran Itu Diterima Karena Dakwah dan Tidak Terhenti Walau Da'wah Telah Diterima


Bismillahirrahmanirrahim

Kaidah ke-tiga
"Al-Ajr yaqa'u bi Mujarrad Ad-Da'wah wa La Yatawaqqafu 'ala Istijabah"
Ganjaran itu Diterima Karena Dakwah dan Tidak Terhenti Ketika Da'wah Telah Diterima
oleh: Isma Muhsonah Sunman

Kaidah ini menjawab kesalahan umum menurut kebanyakan orang, bahwa ganjaran yang Allah berikan itu paralel dengan hasil duniawi yang tampak mata. Mereka juga menyangka bahwa ganjaran itu berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan duniawi yang hasilnya dapat dilihat dan dirasakan. Jika memang begitu adanya perkara dalam dakwah ini, tentu kebanyakan nabi-nabi-Nya dikatakan gagal dalam berdakwah. Padahal jauh sekali para nabi Allah untuk disifati demikian, meskipun sedikit sekali orang-orang yang mengimani dakwah mereka shalaatullahi'alayhim. Ingatkah dengan Nabi Nuh As mendakwahi kaumnya, membersamai mereka selama 1000 tahun kurang 50 tahun, hingga Allah mengabadikannya dalam Al-Qur'an,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Ankabut:14)
Meskipun Nabi Nuh As mendampingi kaumnya dengan sangat lama namun tetap saja tidak ada yang mau menyambut dakwahnya kecuali hanya sedikit, Allah mengatakan,
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ ۚ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ
Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman". Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. (Q.S. Hud:40)

Demikian juga kebanyakan perkara para nabi, sesungguhnya mereka akan dibangkitkan para hari kiamat, bersama sebagian mereka ada satu, dua atau tiga pengikut dan bersama sebagian mereka yang lain tidak membersamainya pengikut kecuali hanya satu saja. At-Tirmidzi berkata, dari Ibnu Abbas Ra, "Ketika Nabi shallallahu'alayhi wa sallam di-isra`-kan Nabi melewati beberapa nabi , bersama mereka suatu kaum kemudian beberapa nabi yang lainnya bersama mereka orang banyak, dan bersama nabi yang lain tidak ada dengannya siapa-siapa." (At-Tirmidzi hadis hasan shahih)
Karena itulah Allah telah mengarahkan wajah Rasul-Nya Muhammad shallallahu'alayhi wa sallam kepada makna ini, ketika Allah memerintahkannya untuk berdakwah dan menyampaikan risalahnya, Allah tidak menuntut darinya shallallahu'alayhi wa sallam, hasil. Seperti yang Allah katakan,
فَإِنْ أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا ۖ إِنْ عَلَيْكَ إِلَّا الْبَلَاغُ ۗ وَإِنَّا إِذَا أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الْإِنْسَانَ كَفُورٌ
Jika mereka berpaling maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami dia bergembira ria karena rahmat itu. Dan jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat). (Q.S. Asy-Syura:48)

قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ ۖ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ ۖ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا ۚ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang". (Q.S. An-Nur:54)
Maka adapun soal hidayah, adalah hak prerogative Allah. seperti yang Allah katakan,
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(Q.S. Al-Qasas:56)

Di antara fikih kaidah ini adalah bahwa seorang da'I agar tidak terjatuh pada keputusasaan, depresi yang muncul akibat dari pengabaian orang-orang dan tidak menggubris risalah-Nya yang dibawa. Sesungguhnya Allah telah mengangkat beban dari nabi-Nya shallallahu'alayhi wa sallam dan Allah tidak akan pernah menugasi nabi-Nya di luar kesanggupannya.
لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk(Q.S. Al-Baqarah:272)
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).(Q.S. Al-Kahfi:6)
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ ۚ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ
Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.(Q.S. An-Nahl:127)
Dalam ayat-ayat tersebut terdapat semacam hiburan untuk Rasulullah shallallahu'alayhi wa sallam, agar ia terus bersemangat dalam menyampaikan kebaikan dan hidayah kepada mereka, namun mereka buta dan tuli.

Hati yang penuh kasih sayang akan teriris ketika melihat manusia berkeliling di api seperti berkelilingnya kupu-kupu. Demikian perkara Rasulullah Saw, hingga datang arahan dari Allah,
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ?
"Maka barangkali kamu akan membunuh dirimu?" (karena benar-benar bersedih atas kondisi ummatnya kelak). Maksud ayat ini adalah untuk jangan bersedih terhadap mereka namun sampaikanlah kepada mereka risalah Allah, maka barang siapa yang mendapatkan petunjuk, itu adalah untuk dirinya. Dan barang siapa yang tersesat maka ia tersesat atas dirinya sendiri.

Demikian diangkatnya beban dari para da'I, ummat Rasulullah Saw, dalam memberikan petunjuk kepada manusia namun mereka tidak menggubrisnya walau telah dilakukan upaya yang amat dahsyat, ingatlah Allah tidak akan membebani manusia kecuali sesuai dengan kesanggupannya.

Kaidah ini adalah obat untuk mereka yang terburu-buru dalam berdakwah, yang menunggu-nuggu hasil duniawi yang tampak mata, dan menjadikannya sebagai syarat untuk terus berjalan dalam jalan dakwah ini. Dan ini keniscayaan sesungguhnya ia adalah kesalahpahaman pada satu sisi dan kesalahan yang amat jelas terhadap kaidah dakwah di dalam Alquran pada sisi yang lain.

Alquran telah menegaskan tidak adanya hukum sebab akibat dalam dakwah dan penerimaannya. Terkadang seorang da'I telah meluahkan seluruh daya upayanya namun belum juga ia temukan dari objek dakwahnya kecuali penolakan. Allah telah manjadikan Alquran yang mulia sebagai fase penengah yang memberikan kepastian, kesungguhan, antara dakwah dan diterimanya dakwah(hasil) seperti yang Allah maksudkan dalam,
حَتَّىٰ إِذَا اسْتَيْأَسَ الرُّسُلُ
Sehingga apabila para rasul tidak mempunyai harapan lagi (tentang keimanan mereka)
Masih dalam fase yang sama,
 وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِبُوا
dan telah meyakini bahwa mereka telah didustakan,
di dalam Alquran telah dijelaskan, para nabi saat menyampaikan risalah-Nya melalui fase-fase tersebut, putus asa, menyangka bahwa mereka telah didustakan, namun bersabarlah hingga hadirnya fase ini,
جَاءَهُمْ نَصْرُنَا
datanglah kepada para rasul itu pertolongan Kami, (kutipan surat Yusuf ayat 110)

Ini tidak dimaksudkan bahwa para da'I tidak dituntut untuk mengerahkan daya upayanya dan berusaha sebaik mungkin sesuai yang Ia bisa. Tetap berusaha dengan syariat yang Allah telah tetapkan, then, just let Allah do the rest J

Nb: ini hanya terjemahan secara bebas, ada yang saya tambahkan ada yang saya lewatkan. Mohon maaf untuk segala khilaf dan kesalahan.







7 comments:

Unknown says:
at: 1 Desember 2012 pukul 13.00 mengatakan...

sangat bermanfaat..!!
terima kasih

my20000ofwords says:
at: 2 Desember 2012 pukul 07.49 mengatakan...

alhamdulillah.. kullu hadza min 'indillah..
sami2.

cdcelsharq says:
at: 3 Desember 2012 pukul 23.16 mengatakan...

barakillahu fiik

my20000ofwords says:
at: 5 Desember 2012 pukul 01.27 mengatakan...

banyak amat blognya ka -_-
baaraka yubaariku.
barakillahu fiiki wa la barakallahu fiiki. aamiin. syukran.

cdcelsharq says:
at: 5 Desember 2012 pukul 19.01 mengatakan...

hehe yang benar Isma, bakakallahu fiiki, mantapks :D
iya banyak dan tidak terurus.. he


kuliah dimana jadinya, Cairo University wala Al-Azhar?
hayakillah

my20000ofwords says:
at: 5 Desember 2012 pukul 23.28 mengatakan...

wala cairo wala azhar :P hehe.. doanya ka B-)
syukran.
hayakumullah.. aamiin!

Ibnu Haidar says:
at: 12 Maret 2015 pukul 23.41 mengatakan...

syukran...
it's helpful to me