Hari apa aku sebut hari ini, Allah? pada terik mentari yang membuatku
tertunduk, malu. Pada bentang langit yang membuatku tertunduk, malu. Pada laut
ilmu indah nan bercahaya yang membuatku tertunduk, malu.
Duhai, jikalau lauhin mahfudzh itu bukan sesuatu yang rahasia, tak perlu
aku takut perginya mentari siang ini. Jikalau lauhin mahfudzh adalah milik
manusia juga tak perlu aku mengkhawatirkan bulan malam ini, esok dan
seterusnya. Namun karena lauhin mahfudzh adalah sebuah rahasia, hanya Allah
yang mampu melihatnya maka inilah nikmat iman, dengan ketakutan akan
pencabutannya dari sisi-Mu. Maka inilah nikmat islam, dengan ketakutan akan
keterlepasannya dari dekap-Mu. Inilah nikmat hidup, dengan langkah yang selalu
kupersembahkan untuk-Mu, insyaAllah, insyaAllah, insyaAllah.
Allah, kalaulah mentari siang ini pergi, malam tak berbulan lagi, namun
aku yakin Engkau tetap di sini menemani, akankah adanya Kau begitu?
Ini kisah cintanya, kepada-Mu Allah yang melabuhkan cintaku dan dirinya
insyaAllah kelak pada-Mu.
Aku berlindung kepada-Mu dari amarah-Mu sekecil apapun itu Allah.
Faghfirlanaa.. maka tegurlah kami dengan lembut yaa Lathiif…..
0 comments:
Posting Komentar