Bismillahirrahmanirrahim
Belajar adalah sebuah proses yang
seharusnya dijalani oleh setiap manusia. Belajar tak penting formal atau tidak,
yang penting belajar. Intinya, mendapatkan ilmunya. Ilmu itu mengayakan,
menyejahterakan, menentramkan, dengan “Bismi rabbika al-ladzi khalaq”. Jangan mengutuk
diri, saat hanya belajar satu atau dua hal kecil saja setiap harinya. Karena belajar
juga tentang sebuah kekonsistensian, sebuah keistiqamahan. Tetaplah berjalan
menuntut ilmu, menghargai diri sendiri, memanfaatkan waktu yang kita miliki. Toh
jika benar-benar haus, akan banyak air minum yang kita cari, kita butuhkan
untuk diminum, menghilangkan segenap rasa haus yang dirasa. Adakah rasa haus
yang bisa ditahan oleh perasanya? Allah saja masih menganugerahkan kita air
yang begitu banyak, kenapa harus berhenti untuk mencari, menggali?
Belajar itu tentang kesadaraan. Dipaksa,
jika sadar tak masalah. Tanpa paksa, sadar, jadinya indah. Belajar membukakan
mata kita tentang betapa luasnya, lebarnya, terbentangnya alam semesta ini,
yang tak mampu dilihat dari satu tempat berdiri saja. Berpindahlah. Maka keindahan-Nya
yang lain akan terlihat dari sisi awal yang tak mampu dilihat.
Belajar mengenalkan kita pada
cinta yang lain, cinta pada ilmu. Menghormati guru, yang telah mempersembahkan
waktunya untuk mengajari kita, menghargai ilmu dengan mengamalkannya dan
mengajarkannya kepada yang lain. Lihatlah balasan yang Allah beri pada seorang
pendidik, walau hanya mengajarkan jika kau tersenyum maka itu bernilai ibadah J cinta pada ilmu akan
terlabuh juga pada sang pemilik ilmu, Allah dengan “bismi rabbika al-ladzi
khalaq”.
Maka untuk meninggalkan negeri
ini cukup berat rasanya. Belum satu tahun saya berdiri di sini. Ilmu-Nya, Allah
melenakan saya untuk tetap berlama-lama di sini. Duhai, saya pun ingin pulang,
menebar benih pada lumbung-lumbung kebaikan, beramal, bermanfaat dengan ilmu
yang saya punya. Namun terlalu dini bagi saya untuk pulang dengan ilmu yang
belum sampai sebesar biji jagung ini. Maaf. Tetapi qariiban, insyaAllah J
Lihatlah bagaimana Allah
membarakahi negeri ini dengan para ‘alim ‘ulamanya, al-azhar yang berdiri kokoh,
tegak sendiri di antaranya, darul ‘ulum yang sang imam hasan belajar di
sananya, dahulu…. Wajah para syuyukh yang menentramkan, dengan ilmu Allah yang
menerangkannya selalu menarik hati untuk kembali lagi ke tempat tersebut,
mendengarkan, menyimak, bertalaqqi, belajar, dan belajar. Paham tak paham
bukanlah masalah yang besar. Tetaplah duduk, bersabar. Rasakanlah, Allah membantu
kita dalam memahami ilmu-Nya. Adakah, orang yang sudah ikhlas datang
menyerahkan diri untuk mempelajari ilmu Allah, namun Allah acuhkan
keberadaannya? Saat keinginan untuk belajar baru sampai pada niat di hati saja,
Allah sudah mempermudah jalan kita menujunya, menuju tempat-tempat ilmu, menuju
kebaikan. Berniatlah, berusahalah, berdoa, dan yakinlah J
Zidnaa ‘ilman, warzuqnaa fahman
yaa Rabb.. aamiin..
0 comments:
Posting Komentar