Jumat, 24 Agustus 2012

Ishlah dengan Diri


Kenapa hati mudah tersakiti, padahal enggan menangis dan bermusuhan lagi. Kenapa? Jangan banyak berpikir, namun bekerja dan bergeraklah. Jangan banyak bicara namun bekerja dan bergeraklah atau menyampaikan kebaikan. Hidup ini terlalu indah untuk dihiasi oleh gelut hati ke hati kita dan mereka. Terlalu panjang untuk dihabiskan memikirkan cara yang baik agar dimaafkan.

Sakit hati, disakiti atau tersakiti. Kuncinya 3, ikhlas-mengikhlaskan, maaf-memaafkan, kemudian perbaiki diri. Aku memilih untuk lebih banyak diam ketimbang bergaul ke sana kemari. Salah-salah kau tersakiti. Kau ucap aku pilih-pilih kawan? Ya katakanlah begitu. Pilih-pilih ladang, mencari yang paling mudah untuk digarap? Ya katakanlah begitu, daripada lidah ini, atau tangan ini, atau bahkan tatapan mata ini menyakitimu dalam-dalam, hingga kau pun tak kuasa untuk memaafkan. Inilah kapasitasku, yang belum sehebat mereka. Dan inilah proses, yang hendaknya aku hargai, aku cintai. Ishlah.

Miris menyaksikan diri, duhai Allah, bolehkah menjadi pelipur dosa?

2 comments:

Umar Vrathdar says:
at: 25 Agustus 2012 pukul 03.34 mengatakan...

waduh, yg sabar y nak

my20000ofwords says:
at: 26 Agustus 2012 pukul 00.37 mengatakan...

insya Allah komandan B-)