Sabtu, 29 September 2012

Aku dan Fatih

Bismillahirrahmanirrahim,

Hari ini, Sabtu 29 September 2012. Pertama-tama, untuk Ayah dan Ceu Lina yang pada hari ini bertambah umurnya. Barakallahu fiikuma, wa fii hayatikuma.... Rindu. Bilakah jumpa? Qariban ya, insya Allah.

Hari Sabtu, bagi saya hari yang paling ideal untuk berlibur, sebabnya, jika ingin silaturrahim ke Hayyul Asyir lancar, tanpa Suq Sayyarat, jika ingin ke Azhar, Darrasah ahlan, ada talaqqi bersama Syaikh Ali Gomaa dan Syaikh Yusri di pagi hari, ingin ke hadiqoh? Akid, insyaAllah tidak sepadat hari Jum'at. Sudah saya rencanakan pun hari Sabtu ini ingin bertandang ke Al-Azhar, menyambangi ruwaq utamanya, duduk bersama para pecinta ilmu Allah, kemudian bersama seorang kakak membeli bahan untuk dijadikan abaya, siangnya bertolak ke kampus. A saya rencanakan, B yang termaktub dalam lauhin mahfudzhnya :) hehehe.. Baba dan Mommynya Fatih ada tugas study banding ke sekolah Turki di Tajammu' Khamis, mereka bilang sulit kalau harus bawa Fatih, karena pasti akan ada rapat dsb, alhasil saya putuskan untuk menjaga Fatih dan mengcancel rencana saya sendiri.

Fatih sudah mandi, sudah sempat mimi juga, sebelum diserahkan ke saya. setelah cucidiri dan sikat-sikat kamar mandi, saya temui Fatih yang sudah sangat mengantuk, menangis dengan tetap cool. Segera saya bawa ke 'markaz tidur Fatih' balkon kamar saya. Balkonnya kecil, hanya cukup untuk jemuran, 1 sofa kecil, 1 kursi, pot-pot bunga tapi hampir setiap hari saya sapu dan pel, saya jaga kebersihan kursi di sana, sebabnya ya anak itu, Fatih. Dia suka kalau saya bawa dia ke sana untuk tidur. Lain orang lain tempat, Babanya lebih suka membawanya ke depan aquarium. Mommynya? Di mana aja biisaaaa yang penting mimi! Iya gak Fatih? Alhamdulillah.

segera saya duduk di kursi, seperti biasa. Saya goyang ke kanan dan kiri, sambil membaca Al-Ma'tsurat atau terkadang memuraja'ah hafalan. Grasak-grusuk  Fatih tidak mau diam. "Gak betaaaah!" itu yang tercermin dari muka. Saya berdiri, pindah ke posisi lain, sambil terus menggoyang-goyangkan Fatih dengan mulut yang masih ngenyem. Lama, akhirnya matanya mulai tertutup sedikit, sayu. Sayapun duduk, "Pegaaaaaaaaaal Fatiiiiiiiiiiih...." Klap. Matanya benar-benar tertutup "Yes!!!" sorak hati saya. Segera saya masuk, siapkan bantal sambil tetap menggoyangkan Fatih, lalu menyimpan Fatih pelan-pelan ke kasur dalam posisi tengkurap. "Plis Fatih jangan bangun lagi.." do'a hati saya takut-takut. Alhamdulillah, tidur. "Fiuuh..." Saya menyalakan laptop, mulai asik sendiri dengan Facebook, YM dan Blogspotnya. 30 menit kemudian, Fatih gerak-gerak. Kalau Fatih gerak-gerak langkah yang saya ambil adalah menepuk-nepuk bokongnya. Biasanya diam, kali ini tidak. Terus bergerak-gerak. Frustasi, *lebay* akhirnya Fatih saya angkat, saya larikan lagi ke Markaz. "Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" "eda eda eda" takut hati saya, jarang sekali Fatih nangis sekencang itu! Biasanya dia tertawa terus, paling banter cemberut. Saya kasih susunya, "Piuh.." "Haaa.. dikeluarin lagi, kenapa Fatiiiiiiiiiiiih.." Ok. Saya mulai kegerahan, kehabisan cara menidurkannya, dari senandungnya shalawat, al-ma'tsurat sampai muraja'ah, dari "fatih... fatih..sholih.... sholih... " sampai "sss..sss..ss..." dari duduk, berdiri, jungkir balik, koprol, "Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" Fatih masih tidak betah, menangis, keringatan. "Iya iya Fatih, Maaf ya, maaf..." akhirnya saya ambil baby wrapnya Fatih, ajaib kalau udah masuk situ bisa langsung tidur Fatih. Saya bawa Fatih keluar rumah, anginnya enak sekali, sampai tanpa terasa mata saya juga terbawa sayu. Tapi saya rasa ikatan gendongannya terlalu kencang sehingga Fatih tidurnya pun tak nyaman, saya lepas lagi, Fatih menangis lagi. Saya wrap lagi, "Ok ini sudah bagus" saya bawa keluar lagi, tertidur.... "Yes!!!" saya bawa masuk, siap saya tidurkan di kasur, "Huwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" "aaaaaaaaaaaaaa Fatih kenapa bangun lagi.." hati saya mulai frustasi. Dikasih susupun tidak mau. Akhirnya saya gendong, jalan-jalan di dalam rumah, Alhamdulillah tertidur, saya simpan lagi sambil tengkurap. Dzuhur.

Saya ikut tertidur. 1 jam kemudian saya terbangun mendengar telepon dari kakak, "cepat pulang" itu saja pesan saya. Fatih terbangun, saya tukar posisinya menjadi terlentang. Fatih benar-benar membuka matanya setengah menangis. Susu. Ingat saya. Ternyata benar ketika saya daratkan botol itu mulutnya dia menghisap dengan begitu galak. Alhamdulillaah.. Akhirnya Fatih sudah minum susu. Kekhawatiran di hati saya mulai hilang, dan setelah saya timang-timang Fatih pun tertidur lagi, lebih tenang kini.

Alhamdulillahirabbil'aalamiin :)


Selesai, kisah singkat saya bersama Fatih, kata Fatih, "Sumpeeeeeeeeeeeeeeeh?"
yang penting sudah besar, jadi AL-Hafidzh, yang disayang Allah ya dek! :)

0 comments: