Kamis, 27 September 2012

Al-Hafidzh, yang Disayang Allah

Bismillahirrahmanirrahim.

Kegiatan saya yang satu ini belum pernah terposting ya? Padahal sudah masuk tahap kedua, pembelajaran Al-Qur'anul Karim, bersama Ustadz Khanova, Lc. Al-Hafidzh dengan peserta yang hampir seluruhnya Indonesia. Tahap pertamanya tahsin Al-qur'an, tapi bukan kisah itu yang ingin saya sampaikan kali ini, melainkan tahap setelahnya takhashshush--takhasus--.
Saya bukan pencatat tanggal yang baik, bukan pengingat yang baik juga. Berbeda dengan pemilik program ini, semuanya terkomputerisasi dengan baik, alhamdulillah..... Ternyata hari ini genap satu bulan menyetorkan hafalan (takhasush) kepada Ust.Nova. Alhamdulillah.
dan ini hasilnya.


Syufuu, aho... Lihat teman-teman, nama saya absen ke 15, alhamdulillah 1 bulan 1 juz. kullu min 'indillah.. Alhamdulillah.... Namun beberapa peserta yang tertera juga sudah lebih dulu menyetorkan hafalan, makanya ada yang sudah lebih dari 5 dan seterusnya. Tapi, kawan saya yang namanya Muharrikah itu, (dia hanya lebih awal 1 minggu dari saya, dan dia mengambil kelas 1 minggu 5 hari sedang saya 3 hari) lihatlah, dalam 1 bulan berhasil menghafalkan 4 juz! Allahu Akbar! Ya, beliau memang sudah punya tabungan hafalan, jadi ini seperti murajaah saja bagi Muharrikah, tapi keuletannya dalam menghafalkan matan, memahami syarh matan, kemudian mengajarkannya lagi kepada kami, memotivasi kami, datang setiap hari untuk setor hafalan, pagi-pagi ckckk, Masya Allah, benar-benar memotivasi saya untuk juga bersemangat.

saya juga heran, kenapa saya begitu bersyukur. Ya karena 1 bulan 1 juz itu prestasi, bukan?! salah besar! Karena sebenarnya 3 bulan awal-awal saya duduk di Mesir, saya berhasil menghafalkan 3 juz juga. Kegagalan yang saya dapatkan, dalam menjaga keistiqomahan diri, saya berhenti dari tahfidzh di tempat itu dan vacuum beberapa saat, berasalan memang, tapi akankah ada, alasan dari kita untuk tidak menghafal al-qur'an? itulah.....
vacuum berbulan-bulan membuat saya merasa menjadi manusia yang sangat merugi, tidak berguna dan orang tua saya pasti kecewa di sana, begitu juga dengan teman-teman saya di Bogor. Dan setelahnya, segala hal yang berkenaan dengan Al-qur'an terasa sulit bagi saya. Rasanya ingin menangis, malah berulang kali saya sudah menangis, menyesal. Tapi diri tak kunjung berubah. Saya berakhlaq baik, tapi tak berilmu dengan baik itu yang saya rasakan. Merasa secara dzahir saya baik, selalu ingin menjadi lebih baik, motto saya dalam kesehariannya. Ruhiyah saya terisi sebagiannya, dan sebagian lainnya itulah yang hilang. Yang sebagian itu, yang sering membuat saya takut, takut akan adzab Allah yang kelak harus saya tanggung.
Maka itu, Alhamdulillah.... 1 juz di bulan ini, walau seharusnya kusebut sebagai muraja'ah karena sebelumnya saya sudah pernah menghafal, tapi rasanya ini seperti menghafal ulang, saking berbulan-bulan tak pernah saya muraja'ah lagi.

Berkenaan hal ini, saya selalu ingat kata-kata sahabat saya, "Allah tidak akan pernah mempersulit hamba-Nya yang ingin menjaga kalam-Nya" tentu bahasa indahnya yang belakangan saya sadari disadur dari surah Al-Qamar (jika tidak salah ingat).

Lakal hamdu, walakasysyukr yaa Rabb!

Terimakasih yang hanya mampu saya ucapkan dengan kesyukuran kepada Allah....
Jazaakumullahu khairan katsir kepada Ust.Nova yang dengan sabar membimbing saya (tepatnya "kami" jujur, beliau sabar sekali!) istrinya (Kak Tsabitah Naqiyyah) yang bersedia menjadikan rumah mereka menjadi Sekretasir Indonesian Al-Qur'an Community (IAC) yang juga sedang hamil 9 bulan (sahhil umuurahaa yaa Rabb) juga para panitia yang sebelumnya juga sebagai peserta Tahsin Al-Qur'an (dan kini kami bersama-sama pada tahap takashassus) dan teman-teman seperjuanganku, angkatan 3. Alhamdulillah. Tentu saja untuk keluarga kecilku di sini, Ceu Lulu Kak Aceng dan Fatihku (siap-siap jadi Al-Hafidzh yang disayang Allah ya dek!)

Dan, maafku terkhusus untuk Ayah dan Bunda, Ceuceu-ceuceu, Aa, Adik-adik, sahabat-sahabatku di sekolah, di Bogor....
Maaf, yang belum bisa menjalankan amanah dengan baik. Maaf! sedih saya pun melihat diri begini, namun inilah seorang saya dengan segala kekurangan, sudah menjadi sunnatullah Al Islamu yazidu wa yanqus, tapi ditambah dengan kekurangan diri seorang saya?
tubtu ilayka yaa Rabb... Saya sedang belajar untuk sesering mungkin mentajdid niat, sesering mungkin ingat harapan Ayah dan Bunda, juga teman-teman, sesering mungkin kasar kepada diri, untuk cita-cita kelak yang ingin kugapai. maaf. 1 tahun sudah ya, Isma di sini, Ayah, Bunda? Maaf belum banyak prestasi agamis yang Isma dapatkan. Jujur, Ismapun kecewa dengan diri sendiri. Wallahu, ghafuururrahim :)

teman, seperti motto kita, "Tetap semangat dan istiqomah" ya, itu yang kita butuhkan untuk bisa menjaga kalam-Nya, dengan hati teman.... Dengan hati....
Mari menjadi Al-Hafidzh yang disayang Allah.

aamiin.


tidak bermaksud apa-apa, semoga teman-teman yang membaca bisa termotivasi akid, teman-teman jauh lebih baik daripada saya. Jadi, saling doa ya :)
Jazaakumullah khair....

1 comments:

PN says:
at: 11 November 2012 pukul 09.01 mengatakan...

:)