Selasa, 25 September 2012

Rumah Da'wah, Imam Syahid

Bismillahirrahmanirrahim,

Sudah berulang kali saya tajdid niat untuk menuliskan kisah perjalanan saya ke Ismailiya, Mesir di blog saya, entah kenapa selalu terhenti karena ketidakyakinan diri, dan ketidakmauan diri untuk mencoba menulis sebuah narasi sejarah. yasudahlah. kali ini, saya tancap gas saja, walau tanpa persiapan narasi yang ok, setidaknya gambar itu mampu mewakili ribuan kata. dan hari ini juga, saya sedang mellow-mellownya merindukan beliau, Imam Syahid Hasan Al-Banna, Ustadz Rahmat Abdullah begitu juga Ustadzah Yoyoh Yusroh, Rahimahumullah. ya, merindukan beliau yang sedang tenang di sisi Rabb, satu-satunya Dzat yang tidak pernah dan tidak akan mungkin mendzalimi mereka.
sedih.

berikut saya sertakan gambar bulan Juli lalu, Ibu, Kakak, Kakak Ipar, kawannya kakak ipar, dan saya pergi ziarah ke Ismailiya. sengaja, untuk ini:
ini gambarnya setelah saya crop bagian bawah. terpampang, rumah Imam Syahid Hasan bin Ahmad bin Abdul Rahman Al Banna, ra di Mahmudiah, Ismailiya beliau lahir pada 1906.
jika diperhatikan dengan lebih seksama, di ismailiya itu daerah seperti terbagi menjadi 2. kawan elit dan kawasan kumuh. dan sangat disayangkan, rumah Imam Syahid ya di daerah kumuh. maklum, muslim, mana dianggap di sana ketika itu (zaman penjajahan Perancis) jangankan membangun masjid, shalat saja sulit. astaghfirullah. kalau gereja? megah di mana-mana.

gambar pertama itu, rumah Ferdinand de Lesseps, yang membuat suez canal, sebelahnya gambar daerah di sekitar rumah beliau. ya, disain rumah-rumah orang eropa. kalau gambar di bawahnya, gambar di daerah kumuhnya. dan yang terakhir itu gereja di sana yang tua namun megah yang baru makin indah.

sedangkan, ini masjid Imam Syahid, yang di zaman Mubarak, namanya diganti oleh mereka, dari Hasan Al-Banna menjadi Masjid Ar-rahmah.


 dan ini rumah sang Imam. sedih, tidak terurus. tentu. kalau ada yang menjaganya, pasti nanti ditangkap! di zaman Gamal atau Mubarak.

 
kemudian, ini Markaz Ikhwanul Muslimin yang pertama. sayangnya semua lambang IM dihapus(dengan digosok)oleh pemerintah, masih ada sedikit bekasnya. kini sang markaz sudah berganti kulit menjadi bengkel, namun sejarahnya masih gagah, gambarannya tetap terkesan megah, renungan yang indah dan menggugah bagi mereka yang ke sini datang berziarah, ya... Markaz Ikhwanul Muslimin, di bawah ini;


terakhir, ini makam Imam Syahid. bukan di Ismailiya melainkan di Kairo, sayyeda 'aisyah. ingat saat beliau hijrah dari Ismailiya ke Kairo? nah....
makam beliau masih satu komplek dengan makam imam syafi'i, abu dzar al ghifari, dan lain-lain (lupa)
jalan menuju makamnya kotor, kumuh, bau, penuh sampah, menjijikan, tidak terurus, apalagi?! beginikah pemerintahan dahulu memperlakukan imam-imam kami? bahkan imam mereka sendiri, a kulluhum muslimun? astaghfirullah.
ini kedua kalinya saya ziarah ke maqam imam syahid, nah kali ini sudah dicat ulang! (ba'da jatuhnya rezim mubarak) alhamdulillah, girang bukan main saya saat melihat maqamnya dengan wajah baru!


kalau dulu, yang berziarah ke maqamnya pasti akan dimata-matai, kemudian ditangkap. penduduk sekitar memang tidak banyak tahu di mana letak maqam imam, tapi yang tahu kemudian menunjukkan jalannya pada peziarah, juga tidak akan aman hidupnya! maklumlah kenapa dahulu penduduk lebih memilih berkata 'tidak tahu'. jangankan menziarahi maqamnya, astaghfirullah... saat beliau wafat pun, tak banyak yang mengiringi jenazahnya, satupun anggota keluarganya tidak diperkenankan untuk hadir dipemakaman asy-syahid. satu-satunya yang diizinkan untuk menemani beliau hanya sahabatnya, Makram Abid, yang seorang non muslim.

gerbang digembok, jendela ditutup rapat-rapat dengan papan. Rabithah kami tetap mengalun indah. tempatkan mereka di surga ya Rabb, untuk keringat, harta dan darah mereka yang sudah banyak dikorbankan untuk da'wah ini, untuk Islam, untuk-Mu Yaa Rabb.

semoga menjadi tadzkirah untuk kita, yang sering kali mengeluh lelah, dan tidak kuat lagi. menjadi tadzkirah bagi kita yang belum berkontribusi banyak untuk da'wah (sedih :(  menjadi tadzkirah bagi kita yang masih begitu mudah dikalahkan oleh hawa nafsu diri sendiri. sudah berapa tahun hidup di dunia ini dan apa yang bisa dibanggakan? tentu, di hadapan Allah, yang maha mengetahui sekecil apapun hasil tangan manusia, ikhlas riyanya, jatuh bangun-kerja kerasnya lalainya.

Ya, Rumah Da'wah itu sudah bukan lagi bernama imarah (flat) tidak beratapkan kubah, bukan juga sekolah di mana beliau mengajar, bukan juga kafe di mana beliau pertama kali berda'wah kepada orang-orang mesir bukan juga beratapkan langit, saksi tapak kaki dan keringatnya bukan.. kini atap rumahnya adalah tanah, bukan untuk berda'wah, melainkan rahah, istirahat. dalam dekapan Rabb-nya, dalam jannatil firdaus al a'la-Nya......

ini baru tentang sang imam syahid, lalu bagaimana dengan para sahabatnya? apalagi para tabi'in... para sahabat Rasulullah Shallallahu'alayhi wa sallam? lalu bagaimana dengan Rasulullah Shallallahu'alayhi wa sallam itu sendiri?#sulit dibayangkan perjuangan beliau :( beri kami syafa'atmu, ya Rasul....

faghfir lana.. yaa Rabb..

Allahu a'lam.
mohon maaf untuk segala khilaf.





 

2 comments:

alongudi says:
at: 1 Januari 2013 pukul 01.59 mengatakan...

Waaaah saya boleh nyewa kakak ya! untuk jadi guide hehe, beneran saya nggak tahu dimana tempat bersejarah itu :(

my20000ofwords says:
at: 16 Januari 2013 pukul 23.42 mengatakan...

bayar, bayarrr bayaarrr :p
hehe
tapi sekarang udah banyak yang tau deh ka kayaknya, soalnya kemarin waktu rihlah panitia konser amal palestina perginya ke sini.
kalau maqamnya ka udi tau kan? dekat imam syafi'i.