Senin, 19 November 2012

Indah Muharrammu, Duhai Mujahid

Bismillahirrahmanirrahim,

Bagaimana kubahasakan perjuanganmu, yang tak kenal rasa takut itu? 
Begitukah lekat ihsan dalam tubuhmu? Air matamu terlalu mahal untuk sebongkah kepiluan dan kebencian. Amarahmu terlalu suci untuk mereka orang-orang terlaknat.
Ataukah memang, sudah kau pinta firdaus sejak dulu? Hingga bergemuruh dada menyambut syahid tanpa ragu? Aku kerdil di hadapanmu yang telah mengharumkan jihad Islam, aku kerdil di hadapanmu yang telah menjayakan panji Islam, aku kerdil di hadapanmu yang menghapus air mataku dengan kobar api keberanian di matamu. Kuartikan, sebagai kerinduan seorang hamba dengan Rabbnya, yang sudah tak mampu dibendung lagi. Masya Allah….
Demi Allah, rasa takut dan amarah ini berubah menjadi rasa iri. Samar-samar kubaca risalahmu, "mengapa harus kita takuti yahudi la'natullah itu? Kedudukan kita di hari kiamat nanti terlalu indah, jauh lebih tinggi dan mereka terhina. Jihad fii sabiilillah ini, mengalahkan letupan amarah yang aku sendiri tak mampu menahannya, segera, sebentar lagi, kujumpai Rabbku. Janjinya itu pasti, dan Allah tak mungkin berlaku curang. Dan firdaus al-a'la sudah sejak lama kutargetkan sebagai satu-satunya tempat terindah yang ingin kukunjungi. Kubuktikan dengan jihad ini….."
Ya rasa iri yang membuatku kini termangu di awal tahun indah nan barakah 1434 Hijriah ini. Kupahami jihad sucimu di sana, biar…. Kupahami jihadku di sini. Dengan malu-malu kupinta juga surga Rabbku, sandingkan aku dan orang-orang terkasih dengan Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam.

#Ishlah diri, Palestina, 1 Muharram 1434 H, kisah.

Kullu 'aam wa nahnu aqrab ilallah :)



Nov 15th 2012.

0 comments: