Bismillahirrahmanirrahim
Ada masanya seharian penuh mengabdi pada Allah dengan cara setiap jiwa,
masing-masing. Entah bekerja siang-malam, mengistirahatkan diri pada
sujud-sujud dhuha, dzuhur, ashar bahkan maghrib dan isya. Ada masanya setengah
hari saja sang abdi sibuk pada dunianya, entah separuhnya lagi betul-betul ia
persembahkan untuk kehidupan yang akan datang. Ada yang hidup dengan jiwa yang
jarang bergelora, hati yang datar-datar saja, begini hidupnya, ya sudah begitu
saja. Ada juga yang hidup dengan hati yang senantiasa gelisah, jiwanya tak
damai dengan dirinya sendiri, dirinya tak bisa jauh dari amalan penghuni surga,
walau berat walau banyak tergoda. Ada yang hidupnya begitu ringan, tak banyak
beban pikirnya, bahkan hampir-hampir ia
lupa, apa perbekalan yang harus dipersiapkan untuk kehidupan di akhirat,
hampir-hampir ia lupa, kalaulah di masa yang akan datang ia menyesal,
sesungguhnya ia menyesali hari ini.
Perlahan, saya mencoba bertanya
pada diri saya sendiri, mengapa mengerjakan hal ini? Adakah keuntungannya untuk
kehidupan saya, dunia atau akhirat? Atau untung pada keduanya? Adakah saya
besarkan nama Allah dalam jiwa pikiran hati dan lisan? Adakah saya dahulukan
Allah di atas segalanya? Adakah saya prioritaskan harapan Ayah dan Bunda
sebagai pilihan yang utama? Adakah saya akan menyesal di kemudian hari jika
saya memilih ini? Adakah ini, berguna untuk keluarga saya? Kerja diri,
memajukan da'wah atau malah mengendurkannya dalam nafas kehidupan saya?
Jutaan tanda Allah hadapakan ke
wajah kita, meminta kita untuk memperhatikan lebih seksama dan bijaksana. Masih
hendakkah berbuat semau kita, semau nafsu jahat kita yang menggerogoti bayang surga
dan keridhaan-Nya?
Tidakkah ingin berubah menjadi
lebih baik, sebagai bukti bahwa yang termaktub dalam lauhin mahfudzh takdir
kita memang menjadi seorang ulama, seorang dai, seorang hafidzh al quran,
seorang yang bermanfaat untuk masyarakat, seorang yang menginspirasi orang
banyak, seorang yang mewarisi surga dan "ziyadatan ni'mah"nya.
Langkah apa yang diambil? Saat kita
bilang, untuk Allah, demi Allah, karena Allah….
Sudah kutahu sejak lama hidup
kalian indah, menari atas nama da'wah dalam lelahnya kerja untuk duniamu. Sudah
lama kutahu, namamu masyhur di majlis-majlis Allah karena kerjamu, maka, istiqomahlah
duhai para peminang surga. berbagi do'a, pada saudaramu ini, yang membutuhkan.
2 comments:
at: 23 Juni 2013 pukul 06.06 mengatakan...
kak ismaaa :) bagusss :'D
titip juga doa buat saya...
kangen euy :3
at: 25 Juni 2013 pukul 18.47 mengatakan...
ABD mitaa :)
ADdu'a BiDdu'aa yaa Insya Allah. miss you laah anak kuliahan ;D barakallahu fiik.
Posting Komentar