Senin, 17 Juni 2013

Dalam Hidup


Bismillahirrahmanirrahim
Ada masanya seharian penuh mengabdi pada Allah dengan cara setiap jiwa, masing-masing. Entah bekerja siang-malam, mengistirahatkan diri pada sujud-sujud dhuha, dzuhur, ashar bahkan maghrib dan isya. Ada masanya setengah hari saja sang abdi sibuk pada dunianya, entah separuhnya lagi betul-betul ia persembahkan untuk kehidupan yang akan datang. Ada yang hidup dengan jiwa yang jarang bergelora, hati yang datar-datar saja, begini hidupnya, ya sudah begitu saja. Ada juga yang hidup dengan hati yang senantiasa gelisah, jiwanya tak damai dengan dirinya sendiri, dirinya tak bisa jauh dari amalan penghuni surga, walau berat walau banyak tergoda. Ada yang hidupnya begitu ringan, tak banyak beban pikirnya, bahkan hampir-hampir ia lupa, apa perbekalan yang harus dipersiapkan untuk kehidupan di akhirat, hampir-hampir ia lupa, kalaulah di masa yang akan datang ia menyesal, sesungguhnya ia menyesali hari ini.

Perlahan, saya mencoba bertanya pada diri saya sendiri, mengapa mengerjakan hal ini? Adakah keuntungannya untuk kehidupan saya, dunia atau akhirat? Atau untung pada keduanya? Adakah saya besarkan nama Allah dalam jiwa pikiran hati dan lisan? Adakah saya dahulukan Allah di atas segalanya? Adakah saya prioritaskan harapan Ayah dan Bunda sebagai pilihan yang utama? Adakah saya akan menyesal di kemudian hari jika saya memilih ini? Adakah ini, berguna untuk keluarga saya? Kerja diri, memajukan da'wah atau malah mengendurkannya dalam nafas kehidupan saya?

Jutaan tanda Allah hadapakan ke wajah kita, meminta kita untuk memperhatikan lebih seksama dan bijaksana. Masih hendakkah berbuat semau kita, semau nafsu jahat kita yang menggerogoti bayang surga dan keridhaan-Nya?

Tidakkah ingin berubah menjadi lebih baik, sebagai bukti bahwa yang termaktub dalam lauhin mahfudzh takdir kita memang menjadi seorang ulama, seorang dai, seorang hafidzh al quran, seorang yang bermanfaat untuk masyarakat, seorang yang menginspirasi orang banyak, seorang yang mewarisi surga dan "ziyadatan ni'mah"nya.

Langkah apa yang diambil? Saat kita bilang, untuk Allah, demi Allah, karena Allah….

Sudah kutahu sejak lama hidup kalian indah, menari atas nama da'wah dalam lelahnya kerja untuk duniamu. Sudah lama kutahu, namamu masyhur di majlis-majlis Allah karena kerjamu, maka, istiqomahlah duhai para peminang surga. berbagi do'a, pada saudaramu ini, yang membutuhkan.

2 comments:

PN says:
at: 23 Juni 2013 pukul 06.06 mengatakan...

kak ismaaa :) bagusss :'D
titip juga doa buat saya...

kangen euy :3

my20000ofwords says:
at: 25 Juni 2013 pukul 18.47 mengatakan...

ABD mitaa :)
ADdu'a BiDdu'aa yaa Insya Allah. miss you laah anak kuliahan ;D barakallahu fiik.