Bismillahirrahmanirrahim
Senin, 19 Mei 2014. Dari dhuha
saya mendapati WhatsApp salah satu grup organisasi lebih ramai dari biasanya. Saya
coba buka dan perlahan-lahan membaca. Rupanya, buah hati dari salah seorang
kawan kami ada yang sakit. Saya kurang faham sakit apa, namun rasanya begitu
mengkhawatirkan. Sampai saya membaca wa darinya, “mohon do’anya anak ana
kritis, sampai saat ini belum sadar” kira-kira begitu ucap kedua orang tuanya. Saya
begitu khawatir, sampai kawan di samping saya menegur, “Kak Isma serius amat?”
entahlah rasanya benar-benar khawatir. Akhirnya saya mencoba untuk menjapri
bunda-nya, yang sampai saat ini belum juga dibalas.
WA grup tersebut kembali ramai, kali ini saat saya baca, “anak ana meninggal” kontan saya menarik nafas
dalam-dalam, “Innaa lillaahi wa innaa ilayhi raaji’uun..” hampir-hampir saya
tersedak. Saya begitu kaget. Perasaan saya campur aduk memikirkan perasaan
kedua orang tuanya. Duhai, sang buah hati belumlah genap satu tahun. 21 Mei
nanti, sempurna satu tahun. Allahu Akbar….. Engkau yang mampu menguatkan mereka
yaa Rabb, tolong kuatkan mereka. Sabarkan, semoga Engkau menggantinya dengan
yang jauh lebih baik, pasti.
Kian ramai grup tersebut, saya
yang sedang menimba ilmu di Jakarta, tiba-tiba ingin sekali kembali ke Bogor
untuk ta’ziyah dan shalat jenazah. Allah. Saya ingin menguatkan ibunda-nya,
walaupun saya tahu tanpa kehadiran saya, sudah banyak kawan lain yang
menguatkan. Entalah, lagi-lagi ini karena perasaan saya begitu terhanyut dalam
kepiluan.
Saya tidak bisa banyak berucap,
namun di sisi lain saya begitu iri dengan sang buah hati. Ia pergi demi
menjumpai Allah dengan keadaan yang begitu suci dalam fitrahnya. Allah…. Indah bukan?
Tanpa dosa kawan!
Bagaimana dengan kita?
0 comments:
Posting Komentar