Rabu, 23 Juli 2014

Saat Masih dan Terus Mengabdi

Bismillahirrahmanirrahim

Ramadhan 1435. Bukankah terasa lebih melelahkan dari Ramadhan waktu-waktu sebelumnya? Kira-kira begitu yang saya rasakan.

Saya hanya merasakan sibuk, letih, sedikit kesakitan dan selebihnya saya senang-senang layaknya manusia yang lain. Namun berbeda kisahnya dengan kawan kita di Palestina sana bukan? Boleh jadi mereka tidak tidur, sampai mereka Allah jemput dan diistirahatkan di surga. bukan kabar tabu tentang peperangan yang terjadi antara Palestina dan Negara jadi-jadian itu.

Saat saya berbicara air mata, ternyata saudara kita di Palestina begitu tegar tetap berdiri dengan gagah. Saat saya berbicara luka, ah itu sudah biasa. Bahkan mereka berbahagia sebab luka mereka kelak menjadi hujjah yang menghantarkan mereka masuk ke dalam surga.

Namun saat saya bilang iri, cemburu, saya kepayahan bukan main. Ya, apalah saya di antara mereka, para pejuang tangguh yang tak takut akan kematian. Kelak kita harus bertanya pada diri, "Kapan siap mati?"

Sejak dahulu, Alhamdulillah saya telah diajarkan untuk peduli terhadap sesama. Ingat saat ada konflik di ambon kira-kira saya masih SD, Ayah dan Bunda mengajak saya untuk turut berinfaq membantu mereka. Nominal yang saya beri Rp 20.000 ketika itu. sebenarnya itu uang dari Ayah juga, namun Ayah berikan pilihan untukku simpan atau diinfaqkan. Bukan main merasa hebatnya ketika itu saat Bunda bilang bahwa uangku sudah dibawa Ayah untuk diinfaqkan. Alhamdulillah.

Seiiring berjalannya waktu, kini saya sudah benar-benar bukan anak kecil lagi. Jalan dakwah menggiring tubuh saya terurai dalam aliran air yang tak kenal henti. Yang paling akhir saya lakoni baru-baru ini adalah bersama keluarga Alumni Rohis Asy-syifa SMAN 2 Cibinong merancang kegiatan-kegiatan penggalangan dana untuk Palestina. Oh, saya sudah tidak hanya berinfaq lagi namun mengajak orang lain untuk berinfaq juga. Lebih berat tentunya, begitupun pertanggung jawabannya. Tapi apalah saya yang masih sibuk dengan urusan pribadi ketimbang ummat.

Saya tahu betul bagaimana teman-teman saya berjuang menyukseskan acara galang dana yang baru saja diadakan hari ahad kemarin (20/7). Sebenarnya seminggu sebelumnya pun kami sempat turut andil meramaikan aksi solidaritas bersama komunitas ODOJ (One Day One Juz) di bundaran HI. Kemudian dilanjutkan dengan acara dari Rohis SMAN 2 Cibinong, yaitu Ifthar On the Road, kami selaku alumni menambahkan acara galang dana ini.

Kalau kata anak muda zaman sekarang, "Random" nah itulah yang saya rasakan pada hari H. lelah saya seolah terkumpul pada hari itu sebelum aksi. Rasanya saya ingin tiduran saja dan tak ikut sibuk mengurus acara yang tinggal beberapa jam lagi.

Namun Rabb… rasanya malu bukan main…. Adik-adik SMAVO sendiri telah datang sejak pukul 7 pagi untuk mempersiapkan makanan ifthar yang lebih dari 3000 paket itu. alumni sibuk menyusun strategi sedangkan sebagian membantu adik-adik siswa, ada yang sibuk menyulap kardus untuk dijadikan sunduk. Ada yang sibuk menghitung makanan ifthar yang ribuan itu. Ada juga yang sudah Nampak amat kelelahan sampai hanya bisa bersandar di tembok masjid. Allahu Akbar….perjuangan mereka di Ramadhan ini benar-benar tak mampu dibalas kecuali oleh Allah….

Saat waktu turun ke jalan tiba, memang dari kawan kita sendiri pun ada yang tak bersepakat dengan hal ini, menurut mereka hanya buang-buang waktu, uang dan tenaga, menganggu lalin, dst. Saya agak sakit hati sebenarnya, namun saya sudah cukup kebal dengan sindiran-sindiran seperti ini. toh mereka adalah keluarga kami juga hanya berbeda pandangan saja, sedikit. Saya jawab dalam diam, "Silakan lakukan cara yang antum kira lebih layak dari pada cara kami ini untuk mampu membuka mata masyarakat bogor agar dapat peduli terhadap kesakitan saudara muslim kita dan para mujahid di Palestina" silakan, tafadhdhaluu ahlan wa sahlan! Kira-kira begitulah sesungguhnya ucap hati saya dalam mulut yang terkunci.

Tahukah kawan, tidak lama setelah barisan kami tersusun rapi di tepian jalan, hujan turun dengan cukup deras. Seketika ada rasa sedih menyelusup ke dalam dada. Bagaimana dengan aksi hari ini? akankah terhenti? Ah, kawan. Tekad adik-adik SMAVO telah membaja sejak di briefing oleh salah seorang alumni sebelum kami turun ke jalan. Bahwa aksi ini, haruslah khidmat, wajib bagi kami untuk meluruskan niat dan mengikhlaskan segala amal lillah…. Ini bukan aksi sembarangan dan kita bermain-main. Ini untuk saudara kita yang kehilangan keluarganya, yang putus tangan dan kakinya, yang kehabisan darahnya, yang sudah tak punya tempat tinggal lagi. Oh… Rabb…

 Apalagi saat di flyover telah bergabung bersama kami kawan-kawan Ikhwah Gaul Bogor, Solidaritas Peduli Jilbab Bogor, dan teman-teman yang lain, rasanya semangat kian melambung. Aksesoris Palestina dimulai dari hiasan muka, pin, bendera kecil, ikat kepala, poster, kian menyemarakkan orasi yang disampaikan oleh alumni dan pihak KNRP. Deklamasi puisi oleh tiga adik di Rohis menjadi kenangan tersendiri bagi saya pribadi. Terimakasih adik, untuk keberanian kalian! Kita memang harus memiliki cara untuk membuka mata, mata sendiri dan mata orang lain. Sebab kita adalah ummatnya Ia, sang Rasul yang rahmatan lil 'aalamiin..

Terlebih saat kawan-kawan bersemangat menyodorkan kotak infaq tanpa malu, bertakbir menggemuruhkan Bogor, berkirim do'a untuk saudara-saudara di Palestina, membagikan makanan ifthar bagi para pengguna jalan…. Ah, rasanya tak mampu kugambarkan selain dengan "Bismillahi maa syaa Allah."
Sebab acara inipun, Allah menghendaki penguatan ukhuwah di antara kami para alumni, adik-adik di Rohis juga para guru dan sahabat-sahabat pemuda lainnya. Alhamdulillahilladzii bini'matihii tatimmushshaalihaat….

Terhitung Rp 28.136.900 dana terkumpul untuk kami kirimkan melalui KNRP. Semoga mampu membantu rakyat Palestina walau hanya sebagai sumbu untuk menyalakan lampu-lampu mereka di malam hari.\

Sampai kapanpun, kita ini hanyalah seorang pelayan Allah, yang tak henti mengabdi ke atas, pada Allah menyeluruh pada sesama. 


Fii ri'aayatillah…

Ukhtikum Fillah, Isma M Sunman

0 comments: