Bismillahirrahmanirrahim
Dari zaman kuda ngagegel besi (bahasa ibuku) sayuran sudah
jadi makanan penting untuk tubuh namun sekaligus menjadi momok bagi anak-anak
bahkan orang dewasa. Ya ga? Saya gitu sih dulu :D jadi paling seneng kalau jadi
pemakan sayur bayam, bukan karena jadi popeye *garing tapi karena bundaku jadi
bahagia hehe….
Begitu pun kini yes, saat sudah berbuntut. Anak pertama, si
shalihah yang lincah, cerdas, dan penuh sopan santun (ini doa ya, biar jadi
kenyataan aamiin) saya merasa tidak begitu sukses dulu saat memberikannya
MPASI, atau bahkan saat mengandungnya. Hiks, maafkan Annem nak. Tapi
Alhamdulillah
sejak umurnya 1 tahun, kami (Annem Babamnya Maryam) sudah bertekad untuk tidak
lepas memberikannya makanan sehat seperti sayur rebus.
Alhamdulillah saat banyak anak merasa horror memakan
sayur-sayuran dan orang tua yang kepayahan memaksa anaknya makan sayur, ananda
Maryam makan, berbekal, dan ngemil sayur rebus dengan suka rela. Walau ada
hari-hari atau bahkan pekan-pekan yang dia tidak mau makan sayur rebus. Dulu sih,
saat masih satu tahunan. Sekarang Maryam sudah tiga tahun, Alhamdulillah sudah
bisa dengan metode reward. Misal, “Maryam, kalau kamu makan sayur ini segera
dan habis, Annem akan bacakan buku.” Dia dengan amat semangat melahapnya. Tentu
ini bukan secara tiba-tiba ya dan tentu ini anugerah dari Allah, yang paling
utama.
Dimulai dari niat yang lurus lillaahi ta’ala, agar anak kita
tumbuh menjadi hamba yang kuat beribadah, berdakwah, memberi contoh (Bapak
ibunya jangan malas makan sayur yess), menyiapkan, mengikutsertakan anak dalam
prosesnya, tidak memaksa, dll. Pakai metode reward insya Allah bisa juga, tapi
jangan bablas, Tarik ulurlah. Karena yang pernah saya dengar metode ini
seharusnya tidak digunakan untuk kebutuhan pokok. Jadi saya lebih menakar dan
memperhatikan kondisi.
Walau begitu, di usia Maryam yang 3 tahun ini beratnya masih
10kg dan tb nya cukup imut-imut, saya lupa berapa hehe.. doakan ya agar ananda
menjadi anak shalihah mushlihah J
0 comments:
Posting Komentar