Selasa, 22 Februari 2011

Aku yang Terhina


Bismillahirrahmanirrahim

Hidup ini, bagai sebuah roda bukan? berputar dan terus berputar. hingga pemiliknya lelah, dan ingin berhenti.
hidup manusia yang terkadang di atas, berada dalam kesenangan, kelapangan, kesejahteraan, yang suatu saat berubah menjadi kebimbangan, kegalauan, kegelisahan, ataupun keterpurukan, keterhinaan dan keterkoyakkan.
bicara hidup, bicara soal iman. iman yang tak dapat dijual ataupun dibeli. iman yang tak dapat diwariskan dari seorang ayah ataupun ibu, iman yang tak dapat diambil dari hati manusia lain. iman, iman yang hanya dapat dicari dengan segala kegelisahan, dengan segala kesungguhan, dengan segala keyakinan, juga dengan segala keikhlasan.
iman, iman yang tak dapat disimpan di dalam dada, ataupun dikunci rapat-rapat tanpa jiddiyah dan perbuatan.
iman bertabur di bumi, bak bebintang di langit sana. namun iman berbeda, iman hanya butuh hati, untuk digapai, tak butuhkan pesawat ruang angkasa ataupun semacamnya.
iman bak bebunga di taman. namun iman berbeda, sekalipun iman berada di dekat tangan kanan atau kiri tak kan mampu satupun menggapainya, tanpa hati. ya, tanpa sesuatu yang ada di dalam hati.
iman adalah keyakinan, iman adalah kerinduan, iman adalah keikhlasan, iman adalah tangisan, iman adalah kesungguh-sungguhan, iman adalah cinta....

Aku bersyukur atas kegelisahanku, dulu..
aku bersyukur atas galaunya hatiku, dulu..
aku bersyukur atas kesendirianku, dulu..

saat aku bertanya-tanya, ada apa dengan diriku?
saat aku mengeluh, mengapa tak ada yang mampu menjadi penawar dari segala kebimbangan?
saat aku ingin marah, tak ada satupun yang mampu mengertikan aku.
saat aku terdiam, lalu dengan penuh kebingungan, aku bertanya...
Aku ini butuh apa? butuh siapa?

aku menangis sejadi-jadinya, enyah sahabat bagiku!
enyah ruang curhat bagiku!

aku menangis, mengadu kepada-Nya..
tidakkah aku terasadar dari segala khilafku selama ini?
aku meminta pada siapa?
lalu yang memberi siapa, namun aku berterimakasih pada siapa?
aku berdo'a kepada siapa? teramat hambar tiada cinta..
aku bercerita riang kepada siapa?
membagi segala bahagia kepada siapa?

namun aku MERAJUK pada siapa? MARAH, pada siapa? TIDAK BERSUKUR pada siapa? MENANGIS pada siapa? BERTANYA-TANYA pada siapa?

hari itu, Kau biarkan aku terus mengadu pada-Mu Allah, betapa aku merasa menjadi manusia yang kufur lagi terhina akibat diri sendiri..
betapa sesungguhnya Engkau Maha dekat, Allah..
betapa Engkau Allah. Arrahman, Arrahiim.. Engkau hanya meminta kami untuk bersyukur, sebagai tanda terimakasih kami kepada-Mu..
betapa Engkau yaa Allah.. begitu mencintai kami..
Kau tegur kami dengan cara-Mu yang tidak menyakiti, Kau tegur kami dengan keras namun penuh cinta, Kau tegur kami, dengan cara yang amat indah..

duhai Allah..
kusadari kini, hidayah-Mu tertebar di seluruh alam semesta,
namun baru kusadari juga kini, hidayah hanya dapat disambut oleh dia, yang YAKIN dan IKHLAS, kepada-MU...

tetapkan kami, sebagai penerimah hidayah-Mu, Allah..


"dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat..."
(al-Baqarah:186)

ba'da kawan curhat, jadi kembali ingat, dahulu aku amat terhina.
sebelum aku paham, apa itu hidayah.
TO diknas 2011. besok biologi.. semoga, dapat ruhul jadid :)

0 comments: