Sabtu, 21 Juli 2012

Cipika Cipiki


Bismillahirrahmanirrahim

CIPIKA-CIPIKI. Bahasa yang saya kenal di masa remaja saya. Cium pipi kanan, cium pipi kiri. Cipika cipiki ini kebanyakan dilakukan oleh akhwat tingkat kuliah yang sudah mulai merambah ke tingkat SMA. Sepertinya kalau SMP belum. Atau sudah? Ah, sudah 1 tahun saya tidak melihat kenyataan tanah air secara langsung.

Cipika-cipiki, ya begitu. Berjabat tangan kemudian cium pipi kanan , cium pipi kiri. Namun ada yang berbeda kalau orang Indonesia yang melakukan. Bukan cium pipi, tapi sundul kepala. Sadar tidak kawan? Atau paling tidak temu kepala. Atau paling tidak temu pipi. Ya, temu pipi. Tak pernah say a merasakan mencium pipi kanan kiri sahabat saya sendiri dahulu.

Semua ini saya sadari betul, saat saya bercipika-cipiki dengan kawan Turki saya di sini. "kenapa sih perempuan Indonesia kalau salaman gak dicium?! Ulangi!" katanya kesal namun bercanda. Terpaksa kuulangi, sebab apa terpaksa? Tak biasa! Ya itulah perbedaan kebiasaan kita. Bahkan mereka saat bercipika cipiki disertai bunyi. Hmmm. ganjil ya, bagi kita?

Begitu juga saat saya bergaul dengan beberapa kawan Mesir saya. Mereka bertanya, berapa kali saya mencium pipi saat bersalaman, saya katakan 2 kali saat saya di Indonesia, tapi ketika tiba di sini menjadi 3 kali (temu pipi). Lalu mereka sedikit menjelaskan, "Kalau kami di sini, jumlah berapa kalinya kami mencium pipi kawan kami itu tergantung pada posisinya di hati kami. Kalau biasa saja, ya 2 atau 3. Kalau sangat cinta  sangat rindu bisa sampai 4 kali." "ooo" pahamku membulat.

Hal biasa, saat melihat para ibu duduk di masjid kemudian datang sahabatnya, Yaa Rabb bagaimana mereka berpelukan satu sama lain, saling mencium pipi. Saya yang melihatnyapun sampai hati merasakan ukhuwah di antara mereka. Allah Akbar! J

Suatu hari saya disapa oleh seorang akhwat mesir, tingkat 2 di al azhar. Kami berjumpa di beranda masjid azhar, dia memperkenalkan diri namanya Sarah bermukim di belakang Husein. Saya memperkanalkan diri saya, asal dari mana, di sini apa aktivitasnya dan lain sebagainya sampai saya rasa cukup(tidak ingin juga berlama-lama)dan saya putuskan untuk menyudahinya, ia menjabat tangan saya mencium pipi saya sebanyak 4 kali. Cinta, atau bahagia ia jumpa dengan saya kira-kira? Sampai 4 kali mencium pipi.

Dilain waktunya jumpa lagi. Saya baru masuk, melihat ia sedang duduk, posisi saya masih sedikit jauh dari dia, namun dia sudah berdiri menyambut kedatangan saya, dan lagi cium pipi 4 kali disertai bunyi khasnya.
Dan memang, semenjak ditegur oleh kawan Turki itu, kini saya jika jumpa dengan kawan yang lain berusaha untuk menciumnya, ya terlebih mereka yang orang luar, karena memangkebiasaan mereka begitu, kalau dengan orang Indonesia dengan cinta aku "bertemu pipi"nya berbedanya sekarang ada bunyinya :D heheh..

Kalau di sini, tidak jarang saya temui remaja, orang kantoran, supir tramco ya, para lelaki itu bercipika cipiki bahkan terkesan lebih mesra. Pertama kali saya melihatnya, cukup membuat kaget, tapi seterusnya ya biasa. bahkan terkadang bertanya-tanya, apa yang membuat mereka mampu merajut ukhuwah seindah itu? seperti benar-benar menganggap, "kamu saudara saya!"

Ala kulli hal, semoga jabat tangan kita mampu menggugurkan dosa-dosa kita, cium pipi kita mampu memperkuat tali ukhuwah di antara kita. Aamiin.

2 comments:

PN says:
at: 28 Juli 2012 pukul 20.41 mengatakan...

SubhanAllaaaah :D
senang sekali bacanya kak...
jadi pengen ketemu kak Isma, terus di cipika cipiki ala orang sana, hehehe 4 kali ya... :D

my20000ofwords says:
at: 31 Juli 2012 pukul 22.34 mengatakan...

hehehe.. insyaAllah mita sholihah :) jumpa lagi :D hehe