Kamis, 06 Desember 2012

Aku, Mursi Mesirku


Bismillahirrahmanirrahim

Allah, terimakasih atas sambutan Kairo tahun lalu untuk kehadiranku. Kebaikan Kairo yang membuatku terlarut dalam dinamika kehidupannya. Pesona sejarahnya mematikan kerinduanku pada kampung halamanku. Kairoku…. Engkau yang senantiasa mengisi hari-hariku, terimakasih untuk setiap musim yang kau persembahkan, yang belum pernah kurasakan selain darimu, Kairoku.

Allah, saat Kau cuat apa yang tertulis dalam lauhin mahfudzh itu tentang Negeri ini, aku bersujud syukur seraya bertakbir membesarkan-Mu. Engkau lebih tahu, bagaimana debaran hati saat mendengar Presiden Mursi memenangkan Pemilu Negeri ini. Engkau yang lebih tahu Allah, bagaimana harapku untuk menimba ilmu lebih lama lagi di Bumi Kinanah ini.

Allah, ternyata tertulis dalam kitab besar-Mu kehadiranku serta Ibu dan Kakakku di Masjid Al-Azhar, saat Presiden Mursi pertama kali shalat jum'at setelah kemenangannya dalam Pemilu. Namun tertulis juga di sana, belum jodohku untuk menatap wajah sang Presiden walau dari kejauhan saja.

Allah, tanpa kucatat di sini, Engkau tahu bagaimana takdir-Mu dalam memenangkan Presiden Mursi, benar-benar membuatku lebih bersemangat untuk kokoh berdiri dalam jalan dakwah ini. Saat dengan lantang Sayyid Quthb rahimahullah berkata, "tanpa dipaksa dan diburu-buru janji Allah pun akan datang dan lewat di jalan ini…" Sudah sejak dahulu aku meyakini Engkaulah satu-satunya Dzat yang tidak pernah berbuat curang dan tidak pernah ingkar saat berjanji. Dan berulang kali Engkau benar-benar membuktikannya, dengan memberikan tanda-tanda kejayaan Islam, hadirnya seorang Presiden penghafal Al-Qur'an.

Allah, aku hidup di zaman yang mudah, Engkau telah benar-benar meringankan bebanku, tak Kau sibukkan aku mengurus urusan besar lagi berat, namun aku cukup kelelahan menjaga, melawan, mengurus diriku sendiri. bapak Presiden sudah hafal Qur'an? Yaa Rabb, betapa barakah hidupnya, hidup keluarganya, hidup orang-orang yang 'dihidupi'nya…. Dan aku beruntung, ada di sini saat 'penghidup'nya adalah dia. Orang yang insya Allah bermakna hidupnya, penuh barakah dan rahmat, karena Al-Qur'an.

Allah, dingin Mesir pada dhuhanya cukup membuatku beringsutan, 16 derajat celcius. Namun panas Negeri ini telah sangat membuatku bersedih. Engkau lebih tahu apa yang terjadi di sini. Namun wallahi, benar-benar hatiku dirundung kesedihan atas apa yang menimpa Presidenku, Bapak Mursi. Tentu ini akal bulus para zionis Amerika dan Yahudi terlaknat, sudah menjadi rahasia umum, super power memang, adidaya, berkuasa! Tak perlu kutanya mengapa, dan bagaimana, tak perlu aku protes walau hanya bisa  mengumpat pelan-pelan, walau hanya bisa memojokkan dalam diam, Namun biarkan aku menyenandungkan derai dalam do'a. karena do'a adalah senjata kita, orang-orang beriman.

Allah, kalam-Mu dalam kitab suci-Mu begitu indah terlantun dalam telinga-telinga mereka, masyarakat Mesir yang berdiri tegak membela Presidennya, atas nama Islam, demi Engkau yaa Allah. "Wa laa tahinuu wa laa tahzanuu wa antum a'launa in kuntum mu`minin…"

Mesirku, jangan bersedih, jangan merasa lemah, jangan merasa kalah! Selama imanmu kepada Allah dan islammu demi Allah adalah password tertinggi pengharapanmu, maka Mesirku…. Jangan Engkau bersedih, kedudukanmu lebih tinggi daripada mereka pencaci para pembela Islam, derajatmu lebih tinggi daripada mereka yang menyuplai dana bagi para pejago tinju yang rendah karena kerjanya, maqammu Mesirku, lebih indah dan terpandang di sisi-Nya, Rabbil 'aalamin….

Berjaga-jagalah di siang hari, dan bersujudlah pada malam hari-Nya. Tanpa kupinta, yakinku seribu yakin setiap malam kau berdiri, mengadu, menangis, meminta kekuatan kepada Allah yang Maha Perkasa. Ya, semakin tersibaklah siapa aku ini, yang aman di saat yang lain melawan keterjajahan, memburu pengamanan, aman dalam lindungan Allah.

2 comments:

PN says:
at: 10 Desember 2012 pukul 23.18 mengatakan...

:")

my20000ofwords says:
at: 11 Desember 2012 pukul 09.49 mengatakan...

miss you mita :') fii amanillah..