Bismillahirrahmanirrahim
Aku pernah merasakan masa kesendirian yang begitu menghimpit jiwa, hati
terasa begitu sempit tak memiliki ruang walau hanya kisi-kisi saja. Aku pernah
merasakan kesakitan yang menusuk jiwa, mata tak lagi mengenal lelah akan derai
air mata sebab mulut tak lagi mampu berbicara. Apalah artinya gerak tubuh jika
otak saja enggan berpikir selain kesedihan. Aku pernah merasakan kesulitan yang
kuyakini masa tersulit yang pernah aku rasa. Ingin kugapai telapak tangan Ayah
dan Bunda, ingin kupeluk erat tubuh hangat mereka namun jiwa menolaknya
dalam-dalam, tak akan bahagia kalau aku senang namun justru mereka bersedih. Kutahan
seluruh gejolak, kusatukan dalam hati, kupendam, lepas bersama derai air mata. Tentu
tak akan berakhir, jelas sebab itu bukanlah solusi nyata.
Namun percayakah, dalam kondisi yang begitu, aku percaya Allah
menyaksikanku melihat linang air mataku, melihat air mukaku yang sangat tidak
bersahabat. Aku percaya, Allah melihatku! Dialog apalah ini kusebut, namun rasanya
Allah memberiku masa untuk menghayati kesedihan ini, menghayati kesakitan dan
kesulitan ini. Penghayatan yang bahkan kian hari kian menyiksa. Namun aku
percaya, Allah membiarkanku. Allah memberiku waktu. Kesadaran, atas sadarnya
diri bahwa Allah menyaksikan kondisiku namun Ia membiarkanku, membuat aku
tersadar, bahwa Allah tahu aku lelah, Allah berikan aku waktu untuk istirahat.
Allah tahu aku sedih, memberikan aku waktu untuk menangis, Allah tahu aku kesal
memberikanku waktu untuk diam seribu bahasa, Allah tahu aku bosan, memberikanku
waktu untuk merubah segalanya, terubahlah segalanya, diam bergeming, kering tak
menyuburkan, perih tak terobatkan.
Tak lagi ingin aku buat Allah menyaksikan laku burukku, tak lagi aku ingin membiarkan Malaikat Atid semakin piawai memainkan penanya dalam kitab akhiratku, tak ingin! Air wudhu terasa begitu menentramkan, Alqur'an terasa begitu menguatkan, kalam-Nya? Aduhai begitu menenangkan hati. Allah, terimakasih untuk tidak memaksaku. Terimakasih untuk selalu memberikanku waktu, terimakasih untuk selalu memberikanku petunjuk-Mu.
2 comments:
at: 18 Januari 2013 pukul 04.07 mengatakan...
hohoho, tu tndany mulai dewasa 'dkit' ma :v
at: 18 Januari 2013 pukul 13.35 mengatakan...
udah ada kata 'mulai' terus ada 'dikit'nya iniloh.. nyinggung banget :p
heheh..
kemana aja ka umar? sehat ya?
Posting Komentar